Jakarta (ANTARA News) - Boediono yang saat ini menjabat sebagai Menko Perekonomian, menjadi calon tunggal yang diajukan Presiden kepada DPR untuk menduduki jabatan Gubernur Bank Indonesia (BI).
"Ini bukan soal tertutup atau terbuka, surat itu sifatnya classified diberikan dari Presiden ke Ketua DPR, jadi yang buka juga harus yang menerima surat. Tapi kalau Pak Muhaimin (Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar) bilang Boediono, saya konfirmasikan ya," kata Mensesneg Hatta Radjasa di Gedung DPR Jakarta, Selasa.
Ketika ditanya siapa calon menko perekonomian yang akan menggantikan Boediono, Hatta menyatakan belum tahu. "Belum sampai ke situ, nanti Presiden yang akan menjelaskan, kita tunggu dulu," katanya.
Menurut dia, Boediono merupakan calon Gubernur BI yang sangat layak. Dari sisi normatif, pencalonan itu tidak dilarang UU, pertimbangan lainnya adalah yang bersangkutan merupakan calon yang terbaik.
Hatta tidak mau berspekulasi tentang siapa yang akan menjadi menko perekonomian karena merupakan wewenang presiden.
Hatta mengatakan, Presiden menganggap Boediono calon terbaik setelah memperhatikan masukan dari berbagai pihak seperti peneliti, mantan gubernur BI, pemred media massa, dan berbagai macam kalanganakademisi.
"Setelah masukan dari berbagai macam kalangan sebagaimana dalam UU juga disebutkan, Presiden dapat mendengarkan masukan dari publik. Nah kita anggap dari kalangan pers pemrednya, kampus, pasar modal dapat mewakili publik, jadi presiden mendengarkan pendapat-pendapat mereka dan itu dirangkum. Jadi ada 3 hal pada akhirnya yang disimpulkan yaitu integritas, kapabilitas dan akseptibilitas," katanya.
Ketika ditanya kemungkinan adanya menko perekonomian ad interim, Hatta mengatakan, mungkin saja hal itu dilakukan.
"Kalau seorang menteri berhalangan biasanya ada yang disebut menteri ad interim dan itu biasanya dirangkap. Saya sendiri pernah merangkap Menteri PU dan Menhub sekitar sebulan. Artinya hal itu bukan tidak mungkin dalam sebuah pemerintahan. Selebihnya nanti presiden yang menjelaskan," kata Hatta Radjasa.
(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008