Singapura (ANTARA News) - Harga minyak dunia di bawah 102 dolar AS per barel di perdagangan Asia, Selasa, setelah turun lebih dari empat dolar di New York karena kekhawatiran mengenai melemahnya permintaan energi di AS dan surutnya tindak kekerasan di Irak, kata kalangan dealer. Pada sesi pagi, kontrak utama minyak jenis ringan di New York untuk p3engiriman Mei turun sembilan sen menjadi 101,49 dolar AS per barel. Harga kontrak itu anjlok 4,04 dolar dan ditutup pada 101,58 dolar per barel selama perdagangan, Senin, di Bursa Komoditas New York. Harga minyak Laut Utara, Brent, untuk pengiriman Mei juga anjlok 3,47 dolar untuk bertahan di 100,30 dolar di London, Senin. Harga minyak turun sejak Jumat setelah pemerintah AS mengkonfirmasikan bahwa perekonomian terbesar di dunia itu tumbuh 0,6 persen selama kuartal keempat tahun lalu. Momentum perekonomian tetap melambat meski Federal Reserve AS memangkas suku bunganya. Sejak September, dewan kebijakan bank sentral AS memangkas suku bunga jangka pendek menajdi 2,25 per sen dari 5,25 persen dalam rangka mendongkrak pertumbuhan. "Esensinya, pasar cukup khawatir mengenai perekonomian dunia," kata Bart Melek, analis di BMO Capital Markets, kepada AFP. Di Irak, pejuang garis keras dari aliran Moqtada al-Sadr, Senin, mundur setelah seharian terlibat kontak senjata dengan petugas keamanan di kawasan Basra. Serangan atas jaringan pipa utama Irak pekan lalu mendorong terjadinya lonjakan harga. Phil Flynn dari Alaron trading mengatakan "tanpa mengurangi harapan terhadap kondisi jangka panjang, menurunnya tindak kekerasan telah mengurangi kemungkinan terjadinya serangan terhadap jaringan pipa minyak Irak dalam jangka pendek." Meskipun pasokan dunia mengalami gangguan, harga minyak di New York pernah menyentuh rekor tertinggi perdagangan harian di 111,80 dolar AS pada 17 Maret, sedangkan Brent di London melambung sampai 108,02 dolar pada awal Maret. (*)
Copyright © ANTARA 2008