Tujuan kami evaluasi untuk menyampaikan bagaimana pelaksanaan layanan katering selama dua minggu di Mekkah..

Mekkah (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) menyebut 30 dari 36 perusahaan penyedia katering jamaah haji Indonesia di Mekkah masuk dalam Grade A atau dengan standar penilaian berkisar 90-100.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama (Kemenag) Sri Ilham Lubis di Kota Mekkah, Minggu mengatakan pihaknya dalam dua hari terakhir melakukan evaluasi terhadap 36 perusahaan penyedia katering untuk jamaah haji Indonesia selama di Mekkah.

“Alhamdulillah secara umum dari 36 perusahaan itu yang mendapatkan nilai dari 90-100 ada 30 perusahaan, artinya sangat baik dari yang mereka lakukan selama ini,” kata Sri Ilham.

Sebanyak enam sisanya, kata dia, masih mendapatkan catatan dari beberapa sisi dan standar yang ditetapkan Pemerintah Indonesia.

Ia mengatakan, umumnya perusahaan yang mendapatkan catatan tersebut kurang dari sisi akurasi gramasi jenis makanan dalam setiap porsinya.

“Ada catatannya ini seperti kita sudah menetapkan gramasi untuk makanan itu; nasi tidak boleh kurang dari 200 gram, lauk tidak boleh kurang dari 100 gram, sayuran tidak boleh kurang dari 80 gram. Nah ini dari pengawas melihat terkadang ditemukan makanan kurang gramasinya, tapi tidak banyak. Satu dua kali bahkan ada yang lebih,” katanya.

Hal itulah yang membuat pihaknya makin memperketat fungsi kontrol dan pengawasan agar perusahaan tersebut kembali pada standar yang telah disepakati bersama.

Dalam dua hari terakhir pihaknya melakukan evaluasi layanan perusahaan katering dalam dua tahap. Tahap pertama, evaluasi terhadap 18 perusahaan dan tahap kedua pada 18 perusahaan tersisa.

“Tujuan kami evaluasi untuk menyampaikan bagaimana pelaksanaan layanan katering selama dua minggu di Mekkah, bagaimana masing-masing perusahaan itu sudah mendapatkan penilaian,” katanya.

Dengan begitu diharapkan, perusahaan-perusahaan tersebut bisa terus mempertahankan, bahkan meningkatkan kualitas layanan kepada jamaah Indonesia.

Sejumlah aspek penilaian dalam evaluasi, meliputi kualitas menu dan bahan, ketepatan gramasi makanan, dan cita rasa.

Pihaknya juga mengingatkan penyedia katering untuk bersiap menghadapi puncak musim haji.

“Untuk menu sayuran juga kami sampaikan, khususnya di masa peak season, jalanan sudah padat lalu kapasitas layanan bertambah mereka harus lebih waspada dan ekstra hati-hati dengan cara mereka tidak masak sekaligus sayuran untuk seluruh jamaahnya, tetapi membagi dalam 2-3 tahap dan ini yang perlu disampaikan kepada mereka,” katanya.

Ia mengingatkan kepada perusahaan, baik pelaksana di dapur, para chef, dan pimpinan perusahaan agar benar-benar melakukan perannya dengan baik dalam melayani jamaah haji.

Baca juga: Kemenag tinjau dapur katering untuk jamaah di Mekkah
Baca juga: Katering haji 2019 sajikan kuliner lokal rendang sampai ayam taliwang

“Seperti masak dalam jumlah besar lalu terburu-buru karena mengejar waktu ini juga misal masak ayam broast, ayam goreng, ini kalau terburu-buru chefnya kadang ayamnya matang di luar cepat, tapi tengahnya masih kurang matang,” katanya.

Maka kekurangan itulah yang mendorong pihaknya untuk terus melakukan pengawasan dan edukasi kepada perusahaan katering.

Beberapa peningkatan layanan katering juga terus diharapkan di antaranya telah diwujudkan dalam hal pemberian jatah menu bubur kacang hijau kepada jamaah setiap selesai Shalat Jumat.

Selain itu juga mengganti menu ikan kembung yang sulit dibersihkan dengan ikan cue yang tak kalah lezat dari sisi rasa.

Baca juga: Kasus terkait layanan katering paling banyak jadi temuan pengawas haji
Baca juga: Perusahaan Saudi berminat layani konsumsi jamaah haji Indonesia

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019