Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara di Ibu Kota Jakarta hingga pukul 15.00 WIB masih dalam kategori tidak sehat yaitu 158 dengan parameter PM2.5 konsentrasi 68,5 mikrogram per meter kubik berdasarkan US Air Quality Index (AQI) atau kualitas udara.
Jika dibandingkan dengan kualitas udara pagi pukul 08.00 WIB, kondisi kualitas udara terus mengalami perubahan ke arah baik meskipun masih berada dalam kategori tidak sehat.
Data yang ditampilkan oleh AirVisual pukul 08.00 WIB kualitas udara Jakarta mencapai 189 dengan parameter PM2.5 konsentrasi 128,5 mikrogram per meter kubik. Bahkan, sekitar pukul 06.04 WIB kondisi itu lebih buruk lagi yakni mencapai 195.
Baca juga: AirVisual: Kualitas udara Jakarta tidak sehat
Kemudian, untuk wilayah Jakarta Selatan, AirVisual juga mencatat kualitas udara masih berada pada level tidak sehat yaitu 169 dengan parameter PM2.5 konsentrasi 90,4 mikrogram per meter kubik.
Sedangkan untuk wilayah Jakarta Timur, kualitas udara sedikit lebih baik dari Jakarta Selatan namun masih menunjukkan tidak sehat yaitu 154 dengan parameter PM2.5 konsentrasi 61,6 mikrogram per meter kubik.
Hingga kini Jakarta berada di peringkat empat sebagai kota tingkat polusi paling parah. Peringkat pertama yaitu Santiago yang berada di Chili kedua, Dubai dan posisi ketiga Astana berada di Kazakhstan.
AirVisual juga mencatat tingkat kelembaban Jakarta yaitu 52 persen dan kecepatan angin 14,8 kilometer per jam.
Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin meminta pemerintah menggunakan standar baku mutu kualitas udara seperti yang diterapkan oleh Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) untuk mengukur kualitas udara.
"Setidaknya setara dengan standar yang ditetapkan oleh WHO," ucap dia.
Buruknya kualitas udara di ibu kota disebabkan oleh beberapa hal seperti jumlah kendaraan, industri, debu jalanan, rumah tangga, pembakaran sampah, pembangunan konstruksi bangunan, dan Pelabuhan Tanjung Priok.
"Data yang kami miliki pada 2018 tercatat sembilan juta kendaraan roda empat dan 21 juta kendaraan roda dua di wilayah Jabodetabek," tuturnya.
Baca juga: Pengamat: Anies terlambat bila terapkan uji emisi tahun 2020
Baca juga: KPBB: langit kelabu Jakarta tanda udara tidak sehat
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019