Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai, pemimpin dunia memiliki tanggung jawab moral untuk mencegah terjadinya penistaan agama atau kebudayaan, seperti film Fitna.
Hal itu dikemukakan oleh Presiden Yudhoyono dalam sesi jumpa pers di Kantor Presiden Jakarta, Senin malam.
"Saya berpendapat pemimpin dunia punya tanggung jawab moral untuk mencegah hal-hal seperti ini, agar dunia ke depan lebih aman dan damai," katanya.
Presiden mengimbau masyarakat internasional untuk tidak menggunakan kebebasan tanpa batas, sehingga merusak sendi-sendi kehidupan yang lain.
Dia berharap, seluruh pihak tidak merusak jerih payah yang telah dibangun oleh sejumlah pihak untuk menciptakan suatu jembatan antar peradaban.
Disebutkan juga oleh Presiden mengenai bagaimana upaya Indonesia dan Norwegia menciptakan dialog antar-agama pasca-penerbitan kartun yang melecehkan Nabi Muhammad SAW.
Sementara itu, kecaman dari dalam dan luar negeri terhadap film anti-Islam garapan Wilders, semakin keras, menyusul penampilan Perdana Menteri (PM) Belanda, Jan Peter Balkenende, di televisi untuk menjelaskan sikap pemerintahnya yang menyesalkan film itu.
Dalam Fitna, Wilders mengaitkan aksi para teroris dengan para ekstremis Islam dan ayat-ayat Al-Quran, disiarkan pada situs internet www.liveleak.com pada Kamis malam (28/3).
Menjelang rilis film itu, Wilders melukiskan kitab suci umat Islam sebagai "buku fasis" yang menghasut orang untuk melakukan kekerasan. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008