Jakarta (ANTARA News) - Manajemen maskapai penerbangan swasta nasional yang berhenti untuk sementara waktu, AdamAir, diultimatum oleh karyawannya sendiri terkait kelangsungan usaha dan nasib sekitar 3.000 karyawannya. "Maksimal Rabu pekan ini, manajemen harus memberikan kepastian perusahaan dalam tiga bulan ke depan sehingga nasib karyawan menjadi jelas," kata perwakilan karyawan yang juga "Human Resources and Legal Manager" PT AdamSky Connection, Nasrullah Nawawi saat dihubungi di Jakarta, Senin. Menurut dia, jika batas waktu itu terlewati, maka langkah selanjutnya karyawan akan meminta dukungan Dewan Perwakilan Rakyat. "Minimal, DPR sebagai otoritas politik bisa memaksa kedua pemegang saham duduk bersama menyelesaikan persoalan. Nasib usaha dan karyawan perlu dipertegas. Jangan seperti saat ini, penjelasan resmi dari manajemen soal itu tidak ada tanda-tanda," katanya. Menurut dia, kedua pemegang saham yakni Keluarga Suherman dan konsorsium Global Transport Service yang masing-masing menguasai 50 persen saham, sejauh ini menyelesaikan konflik dengan cara yang tidak efektif. "Mereka perang opini di media massa, seperti para selebritas," katanya. Konflik internal mencuat ketika Global hendak hengkang dari AdamAir dengan alasan manajemen tidak memenuhi aspek keselamatan penerbangan dan tidak transparan dalam keuangan. Di tengah konflik berkecamuk, Departemen Perhubungan membekukan AdamAir karena dinilai melakukan penyimpangan yang membahayakan keselamatan penerbangan. Jika tiga bulan tidak ada perbaikan, izin operasi (Air Operator Certificat/AOC)-nya akan dicabut. Nasrullah juga menegaskan, sebenarnya karyawan tidak ingin turut campur dengan konflik tersebut. "Kalau maju terus apa konsekuensinya misal rasionalisasi, kalau tutup ya bagaimana hak karyawan," ujarnya. Ia juga mengaku, beberapa kali pihaknya sempat bertemu secara informal dan diperoleh informasi bahwa Keluarga Suherman sudah memberikan komitmen hak karyawan akan dipenuhi. Rencananya, Selasa pekan ini karyawan akan mengagendakan pertemuan dengan konsorsium Global Transport. Nasrullah menginginkan agar komitmen dari pemegang saham tersebut dilakukan hitam di atas putih. Namun, dia enggan menjawab pertanyaan apakah selama ini, antara karyawan dan manajemen AdamAir ada semacam kesepakatan kerja bersama (KKB) yang mengikat kedua belah pihak. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008