Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Barat Sulawesi Selatan, Perairan Kepulauan Tanimbar - Kepulauan Kei, Laut Arafuru bagian Timur
Ambon (ANTARA) - Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon menyatakan, terdapat sirkulasi udara di Samudera Hindia Sumatera mempengaruhi cuaca di Maluku pada beberapa hari ke depan.
Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar, dikonfirmasi, Minggu (28/7), mengatakan pola angin di wilayah Utara ekuator umumnya dari Tenggara - Barat Daya dengan kecepatan 4 – 20 knot, sedangkan di wilayah Selatan ekuator umumnya dari Timur – Selatan dengan kecepatan 4 - 25 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Barat Sulawesi Selatan, Perairan Kepulauan Tanimbar - Kepulauan Kei, Laut Arafuru bagian Timur .
"Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut," ujarnya.
Baca juga: Jabodetabek cerah pada Minggu
Ot mengemukakan, gelombang mencapai 2,50 meter berpeluang terjadi di Laut Maluku, perairan Selatan Pulau Buru, Laut Banda, Laut Seram, perairan Kepulauan Sermata hingga Kepulauan Tanimbar, Perairan Kepulau Kei - Kepulauan Aru dan Laut Arafuru.
Karena itu, menurut dia, para nelayan telah diimbau mewaspadai gelombang tinggi tersebut dan hendaknya jangan memaksakan diri melaut dengan mengandalkan armada tradisional.
Armada tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut, apalagi sewaktu - waktu terjadi perubahan kecepatan angin sehingga mempengaruhi tinggi gelombang.
Ot mengemukakan, imbauan kondisi cuaca juga disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para bupati maupun wali kota.
Bila terjadi kondisi cuaca ekstrem, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.
"Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan," kata Ot.
Pewarta: Alex Sariwating
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019