Beijing (ANTARA News) - Sebuah pengkajian telah mendapati kehidupan sangat berat bagi orang biasa Mesir kuno, sangat bertolak-belakang dengan gambaran sebelumnya mengenai kekayaan dan hidup berlebihan dari catatan seni mengenai kota Mesir kuno Tell el-Amarna, demikian menurut isi laporan yang disiarkan Senin. Tell el-Amarna dibangun oleh Akhenaten, yang memerintah Mesir antara 1379 dan 1362 SM dan hidup di kota Mesir tengah tersebut selama 15 tahun. Sebagian besar kota ini telah dikosongkan tak lama setelah kematiannya. Studi mengenai kerangka rakyat biasa Mesir kuno di sebuah pekuburan di Tell el-Amarna memperlihatkan bahwa banyak di antara mereka menderita anemia, retak tulang, gangguan pertumbuhan dan tingginya angka kematian usia muda, kata Profesor Barry Kemp dan Profesor Jerome Rose --yang memimpin penelitian itu. Gambar di kuburan kaum ningrat memperlihatkan berlimpahnya sumbangan, tapi kerangka rakyat biasa memberikan cerita yang berbeda. Rose menunjukkan gambar yang memperlihatkan luka tulang belakang di kalangan remaja, yang diduga akibat kecelakaan selama kegiatan pembangunan untuk mendirikan kota itu. Studi itu memperlihatkan bahwa anemia mencapai 74 persen di kalangan anak-anak dan remaja, dan 44 persen di kalangan orang dewas, kata Rose, seperti dilaporkan Xinhua. "Kami melihat gambaran yang lebih realistis mengenai bagaimana kehidupan mereka sebenarnya," kata Kemp. "Itu tak memiliki kaitan dengan keinginan Akhanaten, yang mungkin saja baik dan mengayomi rakyatnya." (*)
Copyright © ANTARA 2008