Jakarta (ANTARA) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan Bupati Kudus Muhammad Tamzil bersama dua orang lainnya yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus suap pengisian perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Tahun 2019.

Tiga tersangka itu, yakni sebagai penerima Bupati Kudus Muhammad Tamzil (MTZ), Agus Soeranto (ATO) yang merupakan Staf Khusus Bupati Kudus, sedangkan sebagai pemberi, yakni Plt Sekretaris Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Kudus Akhmad Sofyan (AHS).

Baca juga: KPK menetapkan Bupati Kudus tersangka suap pengisian jabatan

"MTZ ditahan di Rutan Cabang KPK di belakang gedung Merah Putih KPK, AHS di Rutan Pomdam Jaya Guntur, dan ATO di Rutan Cabang KPK di gedung lama KPK. Ditahan untuk 20 hari pertama mulai 27 Juli sampai 15 Agustus 2019," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Yuyuk Andriati di Jakarta, Sabtu.

Usai keluar dari gedung KPK, Tamzil menyatakan akan mengikuti proses hukum yang ada.

Baca juga: Bupati Kudus bisa dituntut dengan hukuman mati

"Saya akan mengikuti proses hukum yang ada dan ada bantuan hukum dari pengacara," kata Tamzil.

Kasus tersebut diawali dengan pembicaraan Muhammad Tamzil yang meminta kepada Agus Soeranto untuk mencarikan uang sebesar Rp250 juta untuk kepentingan pembayaran utang pribadinya.

Uang Rp250 juta itu untuk keperluan pembayaran mobil Nissan Terrano milik Muhammad Tamzil.

Namun, Tamzil mengaku tidak memerintahkan Agus untuk mencarikan uang tersebut.

"Saya tidak perintah," ucap Tamzil.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019