Jakarta (ANTARA) - Berdasarkan studi ilmiah, cangkir menstruasi yang murah dan dapat dipakai berkali-kali itu aman, dan tidak seperti tampon atau pembalut, selain risiko bocornya lebih kecil.
Dilansir AFP, sekitar 70 persen wanita yang telah mencoba cangkir menstruasi mengatakan ingin terus menggunakannya, seperti dilaporkan peneliti dalam The Lancet Public Health.
Penulis mencatat bahwa perlindungan sanitasi masih belum tersedia dan terlalu mahal bagi banyak perempuan di dunia.
Artinya, haid yang terjadi setiap bulan membuat banyak remaja putri dan perempuan terpaksa tidak sekolah atau bekerja, juga membuat mereka berisiko terkena infeksi saluran kemih jika menggunakan produk tidak berkualitas atau penggantinya.
Baca juga: 63 persen orang tua tidak berikan penjelasan benar soal menstruasi
Dalam beberapa budaya, anak perempuan yang ketahuan haid dapat menghadapi permusuhan, bahkan kekerasan.
Alternatif yang aman, terjangkau, dan tahan lama selain pembalut dan tampon, dengan kata lain, punya potensi mengubah kehidupan jutaan orang.
"Terlepas dari kenyataan bahwa 1,9 miliar wanita di seluruh dunia memiliki usia menstruasi--mengalami rata-rata 65 hari haid dalam setahun--hanya ada sedikit penelitian berkualitas yang membandingkan produk sanitasi," kata Penelope Phillips-Howard, seorang profesor Liverpool School of Tropical Medicine.
Penelitian baru - tinjauan dari 43 studi sebelumnya yang mengumpulkan data 3.300 wanita--ini adalah yang pertama mengevaluasi menstruasi, yang belum banyak dibahas.
Baca juga: Bolehkah mandi air hangat saat menstruasi?
Terbuat dari silikon untuk medis, karet atau lateks, cangkir itu mengumpulkan darah, bukan menyerapnya seperti pembalut dan tampon.
Cangkir itu dimasukkan ke dalam vagina dan dikosongkan setiap empat hingga 12 jam.
Ada dua jenis: cangkir vagina yang umumnya berbentuk lonceng, dan cangkir serviks yang diletakkan di sekitar leher rahim di dalam vagina seperti diafragma untuk kontrasepsi.
Dalam empat studi yang ditinjau, cangkir menstruasi ternyata sama efektif atau lebih baik dalam mengumpulkan darah dibandingkan pembalut atau tampon.
Baca juga: Cara Nirina Zubir jelaskan haid pada anak
Penelitian menunjukkan tidak ada peningkatan risiko infeksi saat memakai cangkir menstruasi.
Namun, ada lima kasus toxic shock syndrome (TSS) yang dilaporkan, kondisi yang berpotensi mengancam jiwa akibat bakteri yang masuk ke dalam tubuh melalui benda asing.
Karena jumlah keseluruhan pengguna cangkir menstruasi tidak diketahui, para peneliti tidak dapat menentukan perbandingannya dengan tampon yang dikenal meningkatkan risiko TSS.
Kesimpulan, berdasarkan penelitian satu cangkir, dengan harga kurang dari 1 dolar AS di beberapa negara akan lebih mahal lima hingga tujuh persen dibandingkan 12 pembalut atau tampon.
Tapi cangkir ini dapat digunakan berulang kali dan dapat bertahan hingga sepuluh tahun, sehingga lebih murah bila dihitung untuk jangka panjang dibandingkan alternatif pembalut atau tampon yang sekali pakai.
Meski demikian, di beberapa tempat, cangkir menstruasi harganya lebih mahal, di antaranya ada yang 40 dolar AS.
Namun, berdasarkan tiga studi, di negara-negara kaya, hanya seperlima wanita yang tahu tentang produk itu.
Hampir 200 merek cangkir menstruasi tersedia di 99 negara, tetapi cangkir menstruasi hanya disebutkan di sepertiga situs informasi pendidikan tentang pubertas di 27 negara.
Baca juga: Mengapa muncul nyeri haid? Kenali fase-fase menstruasi
Baca juga: AMPL dorong peningkatan manajemen kebersihan menstruasi
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2019