Bogota (ANTARA) - Ribuan orang berpawai di kota besar di seluruh Kolombia pada Jumat (26/7) untuk memprotes pembunuhan ratusan pegiat hak asasi manusia, dalam kerusuhan mematikan yang tak bisa dipadamkan oleh pemerintah negeri itu.
Pembunuhan tersebut, yang diduga dilakukan oleh berbagai kelompok bersenjata, telah mengundang kecaman yang meningkat dari masyarakat internasional sekalipun Presiden Ivan Duque berkeras jumlah pembunuhan telah berkurang sejak ia memangku jabatan hampir dua tahun lalu.
Adea perbedaan besar mengenai jumlah pasti tokoh masyarakat yang telah dibunuh, meskipun kesepakatan perdamaian dicapai pada 2016 dengan pemberontak Marxis. Ombudsman hak asasi manusia menyatakan 486 orang dibunuh antara awal 2016 dan pertengahan 2019, sedangkan kantor jaksa agung menyebutkan orang yang dibunuh berjumlah 292.
Kelompok pemikir pembangunan dan perdamaian INDEPAZ menyatakan 734 pegiat telah dibunuh.
Protes Jumat diselenggarakan setelah satu video yang mengejutkan, yang baru direkam setelah pemimpin masyarakat Maria del Pilar Hurtado dibunuh di Provinsi Cordoba, bagian utara negeri itu, beredar luas di media sosial bulan lalu, kata Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu. Di dalam video tersebut, empat anak Hurtado, yang masih kecil, terlihat menangis dalam kesedihan di dekat mayatnya.
Banyak pegiat yang dibunuh menentang penyelundupan narkoba atau pertambangan gelap dan mendukung lingkungan hidup atau restitusi lahan.
Sebagian pegiat mendukung program penggantian lahan yang dimaksudkan untuk membantu petani mengganti tanaman coca, bahan dasar kokain, dengan tanaman sah.
Duque, yang dijadwalkan berpawai di Kota Pantai Cartagena, pekan ini berjanji ia akan berusaha mengurangi serangan terhadap pegiat hingga jadi nol.
Pawai berlangsung di lebih dari 50 kota besar dan kecil Kolombia dan juga dijadwalkan berlangsung di puluhan kota besar negara lain.
Sumber: Reuters
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019