Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, akan berupaya menjalankan amanah sebagai kepala negara sebaik-baiknya, berdasar etika dan akhlak terpuji. "Saya manusia biasa, banyak kelemahan dan kekurangan saya. Amanah tentu sekuat tenaga saya jalankan meski tantangan yang dihadapi tidak mudah," katanya, dalam pidato perayaan puncak Dharmasanti Hari Raya Nyepi 2008, di Jakarta, Sabtu. Pada perayaan Dharmasanti Nyepi, Presiden didampingi Ibu Ani Yudhoyono mendapat nasihat dari "pendeta" Hindu sekaligus inspirator Gde Prama, yang mengatakan, Kepala Negara harus menjunjung tinggi etika dan akhlak mulia dalam menjalankan kepemimpinannya. Menanggapi itu, Yudhoyono mengatakan, sebagai manusia dirinya tidak lepas dari kekurangan dan kelebihan. "Dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada, saya akan terus belajar untuk memperbaiki diri terutama dalam menjalankan amanah yang diberikan kepada saya," ujarnya, disambut tepuk tangan sekitar 3.000 umat Hindu dan hadirin lainnya. Dengan terus belajar, tambah Kepala Negara, dirinya dan umat seluruh komponen bangsa ini akan menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik di masa depan. "Saya tidak bisa menjanjikan apa-apa, kecuali dengan doa restu seluruh hadirin dan rakyat Indonesia, pemerintahan yang saya pimpin dapat terus bekerja dan bekerja mengatasi masalah-masalah yang dihadapi bangsa ini," ujar Yudhoyono yang mengenakan batik lengan panjang keunguan. Dalam kegiatan itu, Presiden mengajak seluruh komponen bangsa dan rakyat Indonesia untuk senantiasa melakukan refleksi, introspeksi diri menuju pribadi-pribadi yang lebih baik. "Jika kita ingin melakukan perubahan dalam diri sendiri, berevolusi dari yang tidak baik menjadi baik, saya berharap seluruh rakyat Indonesia melakukan refleksi, introspeksi diri, hingga dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian dan akhirnya terwujud kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis," tuturnya. Demokrasi yang ditandai dengan makin lebarnya pintu kebebasan berekspresi dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) yang makin tinggi, haruslah tetap dilakukan berdasar etika, akhlak yang baik dan bertanggungjawab.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008