Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan, kompetisi yang terjadi antara para elite politik, pejabat pemerintah baik pusat maupun daerah menjelang Pemilu 2009, harus tetap memperhatikan etika politik dan langkah-langkah yang baik."Tentu saja dalam proses pemilu dan demokrasi, banyak pihak yang mulai melakukan kompetisi, namun betapa pun kerasnya kompetisi tidak harus menghilangkan rasa persaudaraan, kebersamaan dan tali silahturahmi diantara kita," katanya dalam pidato perayaan puncak Hari Raya Nyepi Nasional 2008 di Jakarta, Sabtu.Kepala Negara mengatakan kebersamaan, rasa persaudaraan serta kompetisi tetap dapat dijalankan sambil berdemokrasi. "Tidak harus dalam berkompetisi itu kita berjarak, berjauhan, saling bermusuhan dan saling membenci satu sama lain. Kompetisi sebagai sebuah keniscayaan demokrasi dapat dilakukan dengan penuh etika, penuh ketertiban dan langkah-langkah yang baik," katanya. Presiden menegaskan, dalam kehidupan berdemokrasi kebebasan makin terbuka dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) semakin tinggi, namun semua harus dilakukan dengan penuh akhlak yang baik, bertanggung jawab dan beretika. "Kebebasan satu pihak, tidak boleh melanggar kebebasan yang lain, kebebasan harus disertai etika, bermanfaat bagi masyarakat luas, dan kebebasan itu harus berakhlak mulia," katanya. Yudhoyono mengemukakan, kebersamaan, persaudaraan yang disertai dengan etika akan membentuk bangsa yang kuat menghadapi apapun. "Jadi, marilah kita tetap bersatu, menjaga persaudaraan apa pun agama, etnis, suku bangsa dan bahkan posisi politik kita," katanya. Pada kesmepatan itu, Yudhoyono menegaskan, seluruh pimpinan, pejabat pemerintah pusat dan daerah untuk tetap dan lebih berkonsentrasi melaksanakan tugas-tugas pokoknya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Presiden menambahkan, pemerintah terus berupaya sekuat tenaga untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara saat ini seperti krisis pangan dan melonjaknya harga-harga komoditi pangan. "Gejolak keuangan dunia hingga kini belum juga berhenti dan berdampak bagi perekonomian tidak saja Indonesia tetapi juga negara lain. Menghadapi itu semua, mari kita semua untuk tegar, tidak perlu saling menyalahkan satu dengan lainnya. Pemerintah akan bertanggung jawab penuh untuk mengatasi masalah ini, dengan melakukan langkah-langkah yang tepat," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008