Beijing (ANTARA News) - Perjanjian ekstradisi Indonesia dengan China dipastikan akan ditandatangani tahun ini mengingat pembahasannya sudah rampung dan tinggal menunggu kesepakatan waktu antara menteri luar negeri (Menlu) kedua negara."Semuanya (naskah perjanjiannya.red) sudah selesai dibahas, tinggal kapan kedua menlu bisa bertemu dan menandatangani perjanjian ekstradisi tersebut," kata Dubes RI untuk China Sudrajat, di Beijing, Sabtu.Tempat penandatangan perjanjian ekstradisi, katanya, bisa dilakukan di Indonesia atau di China tergantung kapan kesempatan kedua menlu bisa bertemu pada waktu yang tepat. Dubes mengatakan, sekalipun kedua menlu sama-sama sibuk dengan urusannya masing-masing namun penandatanganan perjanjian ekstradisi dipastikan akan ditandatangani tahun ini juga. Ia mengatakan akan ada beberapa kali kegiatan bilateral yang melibatkan menlu kedua negara, baik di Indonesia maupun di China, dapat bertemu dan dalam pertemuan itu kemungkinan akan "disisipkan" penandatanganan ekstradisi. Seperti dengan rencana "ASEM Summit" yang akan berlangsung di Beijing, tanggal 24-25 Oktober 2008, yang akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Perjanjian ekstradisi tersebut merupakan bentuk kerja sama dari aspek hukum antara kedua negara terkait dengan salah satu pilar Kerja sama Strategis yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Hu Jintao, pada April 2007. Berbagai bentuk kerja sama RI-China selama ini telah berkembang baik tidak saja dari aspek ekonomi, tapi juga dari aspek politik dan keamanan. "Tahun lalu saja kedua negara telah menandatangani kerja sama pertahanan oleh masing-masing menteri pertahanan dan akan mengambil langkah-langkah konkret ke depan," katanya. Pemerintah Indonesia dan Pemerintah China pada 7 November 2007 di Beijing, sepakat melakukan kerja sama bidang pertahanan sebagai tindak lanjut dari Kerjasama Strategis yang ditandatangani oleh presiden kedua negara. Penandatanganan kerja sama pertahanan kedua negara dilakukan oleh Menhan Juwono Sudarsono dengan Menhan China Cao Gangchuan. Menurut Dubes Sudrajat, kedua menteri telah menandatangani kerja sama di berbagai bidang pertahanan, diantaranya kerjas ama di bidang kelembagaan, kerja sama di bidang teknologi, serta bidang pendidikan dan latihan. "Kedua menhan telah membuat payung kerja sama dan tentunya nanti akan ada tindak lanjut dengan pola dialog, pola seminar yang intinya kedua negara sepakat melaksanakan kegiatan bidang pertahanan," kata Dubes Sudrajat. Dalam kerja sama itu, katanya, juga dimungkinkan adanya pembelian senjata yang masuk dalam bidang kerja sama bidang teknologi. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008