Jakarta (ANTARA News) - Jabatan Gubernur Bank Indonesia mendatang sebaiknya diisi oleh seorang tokoh senior yang sudah sangat berpengalaman dalam bidang kebijakan moneter, pengaturan perbankan dan dikenal dunia internasional.
Demikian antara lain rangkuman dari berbagai masukan yang disampaikan sejumlah tokoh kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden Jakarta, Jumat seperti disampaikan pengamat ekonomi Mirza Adityaswara yang turut dalam pertemuan itu.
"Untuk supaya tidak mengalami penolakan lagi, calon yang baru ini harus benar-benar tokoh yang sudah senior, orang seperti itu tidak banyak tetapi ada di kabinet seperti Menko Perekonomian Boediono atau Menkeu Sri Mulyani," kata analis dari Credit Suise ini.
Dijelaskan Mirza, Gubernur BI yang akan diajukan sebaiknya memenuhi kriteria seperti mengerti jalan untuk menghadapi krisis moneter, paham aturan perbankan dan memiliki integritas tinggi untuk memimpin reformasi di BI.
"Selain itu yang penting adalah dapat diterima DPR, jadi orang itu memiliki komunikasi politik yang baik dengan DPR," katanya.
Ketika ditanya, apakah tidak ada masukan mengenai nama calon dari dalam Bank Indonesia, Mirza mengatakan bahwa orang di dalam banyak yang sesuai dengan kriteria itu, namun kurang dalam senioritas memimpin lembaga besar.
"Calon dari dalam ada, tetapi kalau dilihat dari senioritas kurang. Setelah penolakan ini diperlukan calon yang sangat senior yang sudah dikenal masyarakat umum dan diketahui kapabilitasnya oleh komisi II DPR," katanya.
Mirza menceritakan bahwa saat namanya disebut-sebut Boediono yang ikut dalam pertemuan itu terlihat enggan.
"Beliau terlihat enggan. Tetapi Sri Mulyani juga bisa, tetapi apakah presiden mau melepasnya," kata Mirza.
Sementara itu, Komisaris Utama Bank Mega Chairul Tanjung yang juga diundang dalam pertemuan itu mengatakan dirinya tidak memberikan masukan nama kepada presiden, tetapi hanya menyampaikan kriteria-kriteria yang perlu dimiliki calon yang akan diajukan presiden.
Selain harus mengerti ekonomi secara keseluruhan baik moneter, fiskal maupun ekonomi rii, calon itu harus memiliki integritas yang tinggi.
"Karena sekarang persoalan ekonomi global sedang luar biasa jadi sebaiknya orang ini juga memahami tentang masalah ekonomi internasional serta dapat berhubungan baik dengan DPR," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008