Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah mengatakan laju inflasi pada tahun ini bisa melebihi target yang ditetapkan pemerintah sebesar 6,5 persen. "Itu bisa saja. Sudah banyak yang mengatakan itu," kata Burhanuddin di Kantor Presiden Jakarta, Jumat, ketika ditanya mengenai kemungkinan tingginya laju inflasi akibat kenaikan harga minyak dunia dan pangan. Meski demikian, Burhanuddin mengatakan pihaknya belum akan menyiapkan kebijakan khusus untuk mengatasi tingginya laju inflasi ini. Dijelaskannya, situasi makro ekonomi nasional saat ini sangat dipengaruhi kenaikan harga komoditi, pangan dan energi. "Itu yang akan mengganggu stabilitas internal kita, makanya, saya tadi menyampaikan koordinasi fiskal dan moneter itu menjadi sebuah prasyarat keniscayaan ke depan harus semakin ketat, semakin terjalin dengan baik," katanya. Sementara itu, pengamat ekonomi Ryan Kiryanto memperkirakan inflasi pada Maret berkisar 0,5 - 0,75 persen akibat didorong lonjakan harga sembako, bahan makanan dan makanan jadi. "Dengan mengacu pada harga minyak dunia di atas 100 dolar AS per barel dan tingginya asumsi harga BBM di APBNP 2008 sekitar 90 dolar AS per barel sehingga inflasi tahunan per Maret year on year akan berkisar 6,8 - 7,05 persen dan inflasi Januari - Maret 2008 berkisar 2,95 - 3,15 persen," katanya. Menurutnya, dengan inflasi Maret yang masih tinggi ini akan menyulitkan BI menurunkan BI Rate sehingga yang wajar BI Rate tetap di level 8 persen. "Sampai akhir tahun ini, inflasi akan bergerak di kisaran 6,5 - 7,0 persen dengan kecenderungan akan bergerak ke arah 7 persen," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008