Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan laju inflasi pada Juli 2019 sebesar 0,23 persen, lebih rendah dari periode Juni yang tercatat 0,45 persen.
"Sesuai dengan survei pemantauan harga sampai dengan minggu keempat, kita perkirakan di bulan Juli ini inflasinya 0,23 persen, kalau dihitung Month to month. Kalau dihitung year on year-nya 3,23 persen," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat.
Perry mengatakan tingkat inflasi pada Juli 2019 masih dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan seperti cabai rawit yang menyumbang inflasi sebesar 0,12 persen. Penyumbang inflasi lainnya berasal dari emas perhiasan sebesar 0,6 persen.
"Jadi yang terbesar adalah cabai rawit. Ini berkaitan dengan musiman, panen yang agak di luar jadwal, juga pola konsumsi dari masyarakat," ucap dia.
Adapun untuk deflasi pada Juli tahun ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti menurunnya tarif angkutan antar kota sebesar 0,08 persen, bawang merah sebesar 0,06 persen, serta tarif angkutan udara sebesar 0,02 persen.
Untuk keseluruhan tahun, Perry meyakini laju inflasi pada akhir 2019 masih berada dalam kisaran target 3,5 persen plus minus satu persen.
"Kita yakin inflasi kita akan tetap terkendali dalam sasaran tahun ini 3,5 persen plus minus satu, kemudian juga tahun depan,mulai tahun berikutnya 3 persen," ujar Perry.
Baca juga: Bank Indonesia sebut cabai picu inflasi pada Juli 2019
Baca juga: BI: inflasi Indonesia sudah kompetitif di regional
Baca juga: BPS: inflasi terkendali jaga daya beli masyarakat
Pewarta: Fathur Rohman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019