PDIP kehilangan enam kursi di DPRD Timor Tengah Utara

Kupang (ANTARA) - PDI Perjuangan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada Pemilu 2019 hanya meraih dua kursi DPRD atau kehilangan enam dari sebelumnya pada Pemilu 2014 memperoleh delapan kursi.

Posisi PDI Perjuangan, justeru diambil alih oleh Partai Nasional Demokrat (Nasdem) yang meraih delapan kursi pada Pemilu 17 April 2019 lalu, kata Ketua Komisi Pemilihan Umum TTU, Paulinus Lape Feka kepada Antara, Jumat.

Dia mengemukakan hal itu, menjawab pertanyaan seputar partai politik yang meraih kursi terbanyak di DPRD Kabupaten TTU dalam Pemilu serentak 2019.

"Dari 30 anggota DPRD TTU hasil Pemilu 2019, didominasi oleh Partai Nasdem, dengan menempatkan delapan orang perwakilannya di lembaga legislatif itu," katanya.

Pada Pemilu 2014, Partai Nasdem hanya menempatkan dua kadernya di lembaga legislatif.

Dengan perolehan sebanyak delapan kursi, maka Partai Nasdem dipastikan akan mengambil alih palu pimpinan DPRD TTU yang selama lima tahun ini dipegang oleh PDI Perjuangan.

PDI Perjuangan TTU selama empat kali Pemilu sejak Pemilu 1999, cukup dominan, sehingga menempatkan kadernya sebagai pimpinan di lembaga legislatif maupun eksekutif.

Di lembaga eksekutif, PDI Perjuangan menempatkan kadernya Raymundus Fernandez sebagai Wakil Bupati TTU, dan menjadi Bupati TTU di periode kedua saat ini.

Namun, Raymundus Fernandez mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan TTU dan menjadi Ketua DPW Partai Nasdem NTT.

Sekretaris DPD PDI Perjuangan NTT, Yunus Takandewa yang dihubungi terpisah mengatakan, penurunan perolehan kursi DPRD TTU hasil pemilu 2019 menjadi bahan evaluasi.

"Kondisi ini akan menjadi bahan evaluasi, betapa pentingnya tata kelola partai modern yang dituntut menggerakkan seluruh potensi struktural partai hingga pada level paling bawah," katanya.

DPD kata dia, memahami bahwa PDI Perjuangan TTU telah bekerja maksimal dan terus berproses menemukan inovasi baru. PDI Perjuangan merupakan partai yang sudah teruji menghadapi iklim politik apapun yang senantiasa dijadikan pembelajaran untuk menjadi partai solid dan kuat.