"IsDB, dengan senang hati mendukung peta jalan Indonesia untuk memiliki bagian yang lebih besar dari Keuangan Islam dan Ekonomi Islam," kata Direktur Jenderal Hubungan dan Layanan Negara pada IsDB, Dr. Walid Abdelwahab, dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat.
Pernyataan tersebut terkait dengan Konferensi Keuangan Islam Tahunan (AIFC) yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur pada 24-25 Juli 2019.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa IsDB mendukung penerapan Rencana Induk Ekonomi Islam Indonesia yang disusun melalui pendekatan kolaboratif dan melibatkan kemitraan dengan lembaga pembiayaan pembangunan bilateral dan multilateral, sektor swasta dan masyarakat sipil.
Walid Abdelwahab yang hadir di konferensi yang mewakili Presiden IsDB, Dr. Bandar Hajjar, juga menyoroti bahwa prinsip-prinsip keuangan dan investasi Islam saling kompatibel.
"Memadukan sumber daya keuangan dan investasi Islam dapat memobilisasi sumber tambahan keuangan bagi pembangunan berkelanjutan, meningkatkan dampak sosial, lingkungan dan keuangan melalui peningkatan koordinasi, dan dengan demikian mempercepat kemajuan menuju Agenda 2030," katanya.
Presiden Bank Pembangunan Islam baru-baru ini menetapkan visinya untuk model pembangunan global baru, di mana Walid menjelaskan bahwa industri jasa keuangan yang kuat, yang dipimpin oleh keuangan Islam, sangat penting untuk membuka kegiatan di seluruh rantai nilai.
Walid menyampaikan bahwa dengan berbagai tindakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia baru-baru ini, dan dengan kemauan politik yang kuat, diyakini industri keuangan Islam akan tumbuh menjadi sektor yang kuat dan berkelanjutan, sambil tetap mempertahankan banyak produk dan layanan uniknya.
IsDB bergerak dari bank pembangunan menjadi bank pengembang, dengan tujuan bertindak sebagai katalis dalam proses pembangunan, dari pada sekadar menyediakan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan.
Peta jalan baru Bank Dunia di bawah "Program Lima Tahun Presiden IsDB" (P5P) berfokus pada penerapan dan adopsi pendekatan yang lebih dinamis, proaktif, dan berorientasi pada hasil.
Model bisnis baru IsDB memungkinkannya untuk memainkan peran sebagai katalis, memfokuskan sumber daya untuk membangun rantai nilai inklusif, transformasi industri generasi ke empat melalui sains, teknologi dan inovasi dan infrastruktur hijau, serta membangun jaringan pengembang tangguh yang mengglobal melalui produk keuangan dan layanan Islam yang inovatif.
Baca juga: IDB luncurkan dana Iptek 500 juta dolar AS
Pewarta: Bambang Purwanto
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019