Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menegaskan akan berusaha keras menjaga inflasi tetap terkendali, agar ekonomi di kota ini terus tumbuh.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan inflasi harus dikendalikan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi, sehingga masyarakat di Kota Kediri bisa berinvestasi dengan baik dan daya beli meningkat. Selain itu inflasi dikendalikan guna mengurangi pengangguran.
"Kalau inflasi tinggi tentu ekonomi akan anjlok, pasti angka pengangguran dan kemiskinan akan tinggi. Salah satu yang paling tepat adalah menjaga inflasi supaya ekonomi tumbuh baik. Harus kita pertahankan dan distimulasi terus," kata Abdullah Abu Bakar di Kediri, Jumat.
Ia juga mengatakan seluruh pemangku kebijakan yang tergabung di Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri berupaya keras mengendalikan inflasi dengan inovasi yang dilakukan dari hulu ke hilir agar perdagangan antardaerah terus berjalan.
"Kita juga kerja sama dengan para pedagang, distributor dan daerah-daerah lain. Misal seperti bawang merah kita kerjasama dengan Nganjuk," katanya.
Mas Abu, sapaan akrabnya, menambahkan pemerintah kota akan terus berinovasi untuk mengendalikan inflasi. Banyak masyarakat yang tidak memahami dampak dari mengendalikan inflasi, seperti pengangguran yang menurun, daya beli meningkat serta masyarakat bisa berinvestasi dengan baik.
"Kami akan cari model-model baru lagi. Inflasi ini kan bermacam-macam ada dari pendidikan juga. Tentu 'treatment' mengendalikannya juga berbeda-beda," kata dia.
Untuk terus mengendalikan inflasi, TPID Kota Kediri memiliki lima kunci sukses. Pertama adanya komitmen yang kuat dari para pimpinan dan jajarannya, lalu kedua menjalankan strategi 4K dengan sungguh-sungguh. Yang ketiga adanya analisis yang tajam dalam memitigasi potensi inflasi. Untuk keempat pemimpin selalu hadir ketika terjadi kesulitan masyarakat dan kelima TPID yang solid.
TPID Kota Kediri berhasil meraih penghargaan TPID terbaik kabupaten/kota se-Jawa Bali yang ketiga kalinya setelah berhasil meraih pada 2016 dan 2017.
Penghargaan TPID terbaik 2018 diterima Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar dari Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Kamis (25/7).
Inflasi pada 2018 sebesar 1,97 persen dan ini menjadi salah satu alasan TPID Kota Kediri berhasil mempertahankan anugerah ini, mengingat penilaian TPID kali ini 50 persen dinilai dari outcome. Dengan itu, angka inflasi lebih rendah dari angka inflasi Provinsi Jawa Timur (2,86 persen) dan inflasi nasional (3,13 persen) pada tahun 2018 ini memberi sumbangsih besar pada penilaian. Indikator lain dalam penilaian adalah proses dengan bobot 20 persen dan output dengan bobot 30 persen.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dalam acara itu mengatakan kegiatan pengendalian inflasi pemerintah daerah cukup mengacu pada indeks harga konsumen (IHK) yang menjadi dasar perhitungan inflasi. Pengendalian juga harus dilihat dalam jangka waktu tertentu.
Selain Kota Kediri, ada beberapa kota yang juga meraih penghargaan TPID terbaik. Untuk Sumatera diraih Kota Tanjung Pinang, di Kalimantan diraih oleh Kota Samarinda, wilayah Sulawesi diraih oleh Kota Palopo dan wilayah Nusa Tenggara-Papua diraih oleh Kota Mataram.
Baca juga: Kediri pertahankan TPID terbaik kawasan Jawa-Bali
Baca juga: Wapres minta kepala daerah selaraskan inflasi dengan pendapatan petani
Baca juga: Darmin sebut pembangunan infrastruktur dukung pengendalian inflasi
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019