Keunikan yang ada itu sangat menarik dan belum tentu dimiliki setiap negara sehingga yang ada di Krayan ini berpeluang diajukan ke UNESCO
Nunukan (ANTARA) - Anggota Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Bandung (LPPM ITB) Budi Faisal mengemukakan bahwa keunikan dan potensi alam yang sangat kaya dan beragam di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara layak diajukan sebagai situs warisan dunia ke Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Penilaian itu disampaikannya dalam acara diskusi kelompok terarah (FGD) yang berlangsung di Kantor Bupati Nunukan, Kamis (25/7),bertema "Peluang dan Tantangan Pengembangan Pariwisata di Kawasan Perbatasan"
Budi Faisal menyatakan, banyak keunikan yang dimiliki Kecamatan Krayan yang berbatasan dengan Negeri Sarawak, Malaysia ini.
Keunikan tersebut, kata dia, seperti keberadaan garam di gunung, padi adan yang hanya tumbuh dan berbuah di wilayah Krayan, serta pola hidup dan sistem bercocok tanam secara alami yang hingga kini dipegang teguh oleh masyarakat Dayak Lundayeh di kecamatan itu.
"Keunikan yang ada itu sangat menarik dan belum tentu dimiliki setiap negara sehingga yang ada di Krayan ini berpeluang diajukan ke UNESCO," katanya.
Selain itu, kata dia, beberapa situs kubur batu, serta panorama alam yang asli dan begitu indah merupakan potensi pariwisata yang begitu luar biasa.
“Semua potensi tersebut berpeluang untuk didaftarkan kepada UNESCO untuk ditetapkan sebagai situs warisan dunia (world heritage). Apalagi wilayah Krayan sebagian besar masuk di Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM),” katanya.
Ia berpandangan, banyak sekali keuntungan yang akan diperoleh, jika sebuah kawasan bisa ditetapkan sebagai situs warisan dunia, antara lain masyarakat dunia akan lebih mengenal kawasan tersebut karena sudah dipopulerkan oleh UNESCO.
Berbagai program kegiatan dan bantuan juga akan dikucurkan oleh UNESCO untuk memelihara situs di Kecamatan Krayan ini.
“Kalau itu tercapai maka kita (masyarakat Krayan) tinggal duduk-duduk saja menunggu para wisatawan datang, karena UNESCO yang akan memromosikannya kepada dunia,” kata pria yang pernah menjadi Staf Khusus di Kementerian Pariwisata itu.
Ia mengakui butuh proses dan perjuangan yang panjang untuk meraih status situs warisan dunia dari UNESCO.
"Namun keberhasilan Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Sumatera meraih predikat tersebut menjadi contoh bahwa dengan kerja sama dan perjuangan tanpa kenal lelah maka segalanya pasti bisa diraih," demikian Budi Faisal.
Baca juga: Kemendikbud harap situs tambang Sawahlunto bisa jadi warisan dunia
Baca juga: Garam Gunung Nunukan dipasarkan ke Brunei Darussalam
Baca juga: 12 situs baru ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia
Baca juga: Beras Krayan diklaim produk Malaysia
Pewarta: Rusman
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019