Jakarta (ANTARA News) - Tujuan utama ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia akan beralih dari Amerika Serikat (AS) ke Uni Eropa (UE), menyusul resesi yang dialami AS saat ini dan pemekaran UE. Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Benny Sutrisno di Jakarta, Kamis, mengatakan, perlambatan ekonomi yang terjadi di AS akan menurunkan permintaan TPT di negara tersebut. Selama ini, diakuinya, AS merupakan tujuan ekspor utama dan memberi kontribusi ekspor terbesar pada ekspor TPT nasional. "AS masih menjadi pasar yang besar bagi ekspor TPT Indonesia. Namun pada pertengahan tahun ini diperkirakan pasar terbesar (ekspor TPT RI) akan bergeser ke Uni Eropa (UE)," katanya. Ia memperkirakan kontribusi ekspor TPT ke AS tahun ini hanya akan menyentuh angka sekitar 21 persen, sedangkan UE akan memberi kontribusi ekspor TPT nasional sebesar 23-24 persen. Bergesernya pasar utama ekspor TPT RI dari AS ke UE tersebut juga terkait semakin besarnya pasar UE menyusul masuknya sejumlah negara baru ke kawasan tersebut, sehingga jumlah negara di kawasan UE mencapai 25 dari sebelumnya 15 negara. Benny mengatakan kendati terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi di AS, konsumsi TPT di AS masih tetap tinggi setidaknya dibandingkan Indonesia. "Konsumsi jeans di AS misalnya mencapai 18 potong per tahun, sedangkan di Indonesia hanya satu potong per tahun. Jadi pengaruh perlambatan ekonominya tetap ada, tapi tidak signifikan," katanya. Oleh karena itu, Benny tetap optimis meskipun dunia diperkirakan akan mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun ini menyusul krisis keuangan di AS, namun ekspor TPT tetap bisa tumbuh. "Kami belum akan mengkoreksi target ekspor TPT nasional sekitar 11 miliar tahun ini, karena masih ada pertumbuhan permintaan setidaknya di negara berkembang di Amerika Latin, seperti Argentina, Chili, Brazil, dan lain-lain," katanya. Saat ini produksi TPT nasional, lanjut dia, sekitar 70 persen dipasok ke pasar ekspor dan hanya 30 persen untuk konsumsi domestik. Tahun 2007 ekspor TPT nasional mencapai sekitar 10,3 miliar atau naik dibandingkan tahun sebelumnya 9,6 miliar dolar AS. "Kami optimis masih terjadi pertumbuhan ekspor TPT tahun ini, meskipun kecil," ujarnya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008