Jakarta (ANTARA News) - Pengamat perminyakan Pri Agung Rakhmanto menilai, komoditas minyak mentah sekarang ini sudah seperti saham. "Minyak tidak lagi hanya sebagai produk energi semata. Tapi juga komoditas di pasar finansial sebagai media lindung nilai. Minyak tidak beda dengan saham," kata Pri yang juga Direktur Eksekutif ReforMiner Institute di Jakarta, Kamis. Menurut dia, fluktuasi harga minyak dunia sekarang ini tidak lagi hanya dipengaruhi faktor fundamental yakni pasokan dan permintaan, tapi lebih banyak karena nonfundamental. Ia menambahkan, faktor pasokan dan permintaan kini relatif stabil dalam kisaran 86-88 juta barel per hari. "Harga minyak juga bukan lagi didominasi faktor OPEC maupun non-OPEC. Tapi, pelaku-pelaku besar di pasar finansial," katanya. Bagi Indonesia, lanjutnya, sebenarnya tidak masalah dengan fluktuasi harga minyak tersebut. "Asalkan pemerintah sudah punya hitungan dan mekanisme antisipasi, termasuk defisitnya," katanya. Harga minyak mentah terus berfluktuasi. Setelah sempat turun hingga di bawah 100 dolar AS per barel pada beberapa hari lalu, harga minyak kembali naik di atas batas psikologis tersebut. Harga minyak mentah "light sweet" mencapai rekor 111,80 dolar AS per barel pada 17 Maret lalu, sedang Brent pada posisi puncak historis 108,02 dolar AS per barel.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008