Madiun (ANTARA News) - Unggas di Kabupaten Madiun, jatim, yang positif terkena virus avian influenza penyebab flu burung cukup tinggi, demikian data dari Dinas Peternakan kabupaten Madiun sepanjang tahun 2007 hingga Maret 2008, jumlah unggas yang positif terkena flu burung dan telah dimusnahkan sebanyak 14 ribu. Dari 14 ribu unggas yang telah dimusnahkan berasal dari unggas jenis ayam buras, ayam petelur, ayam kampung hingga burung puyuh. Jumlah yang paling banyak terkana virus avian influenza adalah ayam buras dan burung puyuh. Kasubdin Kesehatan Ternak dan Ikan Dinas Peternakan Kabupaten Madiun Lilin Syarifah Aniesah, Kamis mengatakan, dari 14 ribu unggas yang telah dimusnahkan berasal dari 114 titik lokasi dai 12 kecamatan yang ada di kabupaten Madiun. Kasus tertinggi terjadi di kecamatan Kebonsari, Balerejo, dan kecamatan Dagangan. "Khusus untuk tahun 2008 tepatnya akhir bulan Februari, telah ditemukan kembali unggas yang positif terkena flu burung yaitu di desa Prambon kecamatan Dagangan. Jumlah unggas yang telah dimusnahkan sebanyak 13 ekor dan semuanya langsung dimusnahkan," katanya. Menurut dia, penyebaran virus flu burung sampai saat ini masih menjadi ancaman. Pasalnya meski di suatu lokasi tidak ada lagi kasus flu burung tapi kiriman unggas dari luar kota cukup rawan membawa virus mematikan itu. Seperti yang terjadi di desa Prambom Dagangan, unggas yang positif flu burung berasal dari Sragen Jawa Tengah. Lebih lanjut ia menjelaskan, cara yang paling efektif ditempuh untuk membasmi penyebaran virus flu burung saat ini adalah membasmi sumber penularan. Sehingga jika ditemukan kasus hewan unggas positif terjangkit flu burung langsung dimusnahkan dengan cara dibakar dan dikubur. Sedangkan, warga yang hewan unggasnya dimusnahkan diberi ganti rugi sebesar Rp 15.000/ekor. Kepala Dinas Peternakan kabupaten Madiun Sulhadi Suwondo mengatakan, penanggulangan virus flu burung hingga saat ini masih terus dilakukan. Selain menghentikan penyebaran virus H5NI itu, pihaknya juga melatih kader-kader pemberantasan virus flu burung di desa-desa. "Sampai saat ini terdapat 412 petugas lapangan yang terus memantau perkembangan kondisi hewan unggas di tiap-tiap desa. Setiap desa terdapat dua kader yang siap diterjunkan ke lapangan serta memberikan informasi jika sewaktu-waktu ada kejadian akibat unggas," katanya saat dikonfirmasi. Menurut dia, untuk melakukan pencegahan flu burung, saat ini telah disiapkan sekitar 1,2 juta vaksin yang diberikan secara gratis kepada masyarakat. Proses vaksinasi tersbut dilakukan oleh kader-kader yang selama ini telah di bina oleh Dinas Peternakan. Lebih lanjut ia menjelaskan, dana yang digunakan untuk pemberantasan flu burung sangat terbatas. Pada tahun 2007 lalu pada saat kasus flu burung tinggi dukungan dana baik dari pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan pusat total hanya sekitar Rp300 juta. Sedangkan, pada 2008 ini dananya lebih kecil dan tidak dimasukkan dalam alokasi anggaran khusus. Kasus virus flu burung di kabupaten Madiun juga pernah terjangkit pada manusia. Pasien suspect flu burung ini mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) dr Soedono, Kota Madiun. Namun, setelah dilakukan uji laboratorium, pasien suspect flu burung ini dinyatakan negatif.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008