Jakarta (ANTARA) - Kejuaraan renang dunia di Gwangju, Korea Selatan yang berlangsung pekan ini didominasi oleh kemenangan Sun Yang dan tuduhan kasus doping yang memicu aksi protes bahkan pemandangan tidak etis di arena renang dari beberapa atlet.
Bintang renang China, Sun memang cukup kontroversial beberapa tahun ini. Dilansir dari AFP, inilah beberapa kejadian yang pernah menjadi sorotan peraih medali emas Olimpiade tiga kali itu.
Bertikai dengan pelatih
Sun berseteru dengan pelatih utamanya Zhu Zhuge pada tahun 2013 setelah mereka bertikai terkait hubungan romantis Sun. Sun menolak berlatih bersama Zhu setelah ia meminta Sun untuk mengakhiri hubungannya dengan seorang pramugari. Asosiasi renang China berusaha untuk menengahi pertikaian namun gagal sehingga Sun memutuskan untuk berpisah dengan Zhu setelah 10 tahun berada di bawah pengawasannya.
Tabrakan mobil
Beberapa bulan kemudian, Sun ditahan selama tujuh hari setelah ia tertangkap polisi karena mengendari Porsche miliknya dengan ugal-ugalan hingga menabrak sebuah bus di timur kota Hangzhou. Ia yang menyetir tanpa SIM itu berjalan pergi begitu saja dengan luka kecil dan memar, yang membuat para pejabat renang China emosi. Insiden tersebut juga membuat publik marah, memaksa Sun untuk menyatakan permintaan maaf dan berjanji untuk memperbaiki akibat dari perbuatannya.
Menghina Jepang
Sun kembali memicu pertikaian diplomatik saat perhelatan Asian Games 2014 dengan menghina lagu kebangsaan Jepang terdengar "buruk", tak lama setelah kalah dari Kosuke Hagino pada final 200m gaya dada. Raja renang China itu mengatakan bahwa dia "muak mendengar lagu itu (kebangsaan Jepang)". Kemudian, Sun mengejek perenang-perenang Jepang yang telah mengalahkannya seusai ia berhasil membawa tim estafet negaranya memenangi medali emas nomor 4x100 meter gaya bebas. Ia berseru, “Orang-orang Tiongkok memperlihatkan kemarahan mereka malam ini," kata Sun.
Kasus doping
Sun dilarang bertanding selama tiga bulan pada 2014— yang merupakan pengskoran secara rahasia—setelah ditemukan mengonsumsi zat terlarang yang ia akui sebagai obat untuk masalah jantung. Asosiasi renang China pun menghukum Sun dan Asosiasi renang provinsi Zhejiang. Berita larangan bertanding itu menciptakan kebencian di antara para atlet renang selama Olimpiade Rio 2016.
Horton meledeknya “pengguna obat”
Dia juga terlibat perang mulut dengan Mark Horton pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Horton mengejek Sun dengan menyebutnya “pengguna obat-obatan”. Di sisi lain, Sun menuding Horton menggunakan taktik kotor saat kalah di final 400 meter gaya bebas. Media China pun turut menghina Horton sebagai "warga dunia kelas dua di Barat". Sun kembali marah setelah memenangi nomor 200 m saat perenang Prancis memancing keributan dengan menyatakan "urin Sun berwarna ungu"
Baca juga: Horton dan Sun saling melotot di pinggir kolam renang
Diprotes di Gwangju
Horton dan perenang Inggris Duncan Scott menolak bersalaman dengan Sun saat upacara penyerahan medali di Gwangju. Tindakan tersebut adalah aksi protes mereka atas Sun Yang yang berada di pusaran dugaan doping. Apalagi FINA juga menyatakan bahwa Sun telah menghacurkan sampel darahnya. Beberapa perenang dunia termasuk Adam Peaty dan Lily King mendukung aksi protes Horton dan Scott. Aksi itu membuat Sun berang dan meneriaki Scott dari atas podium, "saya menang, kamu kalah! " Media China bahkan memanggil Horton "badut". Akibat aksinya itu, ancaman mati dari para penggemar di China pun bermunculan di akun instagram Horton.
Baca juga: Sun Yang keok, Milak pecahkan rekor Phelps
Baca juga: Legenda renang Australia ikut kecam Sun Yang
Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2019