Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Republik Serbia, Vuk Jeremic, mengatakan bahwa kemerdekaan sepihak provinsi Kosovo adalah sekadar pemisahan diri bermotif etnik dan bukan tentang agama."Ini bukan masalah agama tapi usaha pemisahan diri bermotif etnik. Di Serbia ada banyak Muslim, dan Muslim maupun Kristen di sana sama-sama mendukung kedaulatan nasional dan integritas teritorial kami," kata Jeremic dalam konferensi pers usai bertemu Menlu Hassan Wirajuda di Jakarta, Kamis.Jeremic mengemukakan hal tersebut saat membahas provinsi Kosovo yang memproklamasikan diri secara sepihak dari Serbia pada 17 Februari 2008. Kosovo dihuni 90 persen etnis Albania sedangkan sisanya adalah sekitar 120 ribu etnis Serbia. Perang kemerdekaan di Kosovo pada tahun 1998-1999 menewaskan sekitar 10 ribu penduduk sipil. Jeremic mengemukakan, kebetulan saja etnis Albania yang menghuni Kosovo beragama Islam sedangkan warga Serbia selain provinsi Kosovo rata-rata beragama Kristen. "Ini hanya masalah etnis Albania di Serbia yang ingin merdeka, dan sayangnya lewat memproklamirkan diri secara sepihak. Ini bukan tentang Muslim di Serbia yang menginginkan kemerdekaan," katanya. Menurut dia, ada banyak muslim Serbia dan mereka setia kepada Serbia dan semua warga negara tersebut mendapatkan hak yang sama tanpa memandang latar belakang suku maupun agama. Sebia bersikukuh bahwa masalah Kosovo harus diselesaikan dengan negosiasi yang damai, katanya. "Kami sangat menghargai prinsip Indonesia di Dewan Keamanan PBB yang mengatakan masalah ini harus didiskusikan dan dinegosiasikan sehingga resolusinya disetujui semua pihak," kata Jeremic. Dia juga menyambut baik langkah sangat positif Indonesia yang akan mengusulkan adanya pendapat hukum atas masalah tersebut ke pengadilan internasional. "Kami nilai hal ini penting, sehingga negara-negara dapat menyelesaikan keputusan dengan cara ini. Kemerdekaan sepihak Kosovo secara fundamental telah melanggar hukum internasional," katanya. Ketika menjawab pertanyaan wartawan, Jeremic menegaskan bahwa Serbia tidak pernah mengusulkan pemecahan dengan cara pemisahan Kosovo atau wilayah lainnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008