Denpasar (ANTARA News) - Penggunaan tamiflu untuk pengobatan flu burung di Indonesia masih efektif, walau di identifikasi telah terjadi resistensi, kebenarannya belum dapat dibuktikan, kata Deputi Bidang Pengembangan Sistem Iptek Nasional, Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Prof DR Amin Soebandrio.Di Nusa Dua, Bali, Kamis, ia mengatakan, hingga saat ini masih dianggap efektif sebagai obat penyakit flu burung yang disebabkan virus Avian Influensa (AI)."Kita belum sampai pada tingkat kekhawatiran untuk penggunaan tamiflu tersebut," katanya, di sela-sela pertemuan tahunan ke-6 flu burung yang diikuti 25 negara, diantaranya Jepang, Indonesia, China, Vietnam dan Afrika Selatan yang berlangsung hingga 28 Maret 2008.Dia mengatakan, obat tersebut bisa saja terjadi risistensi, jika dalam penggunaan terhadap penderita tidak sesuai petunjuk atau karena kelebihan dosis."Oleh karena itu dalam pemberian obat tamiflu tidak diberikan secara sembarangan bagi setiap gejala flu. Sebelum memberikan dosis tersebut dilakukan cek laboratorium untuk mengetahui si pasien, apakah si pasien positif menderita flu burung atau hanya flu biasa," ucapnya.Menurut Amin, pemberian dosis tamiflu sangat ketat dan obat itu hanya ada di Puskesmas dan rumah sakit. Obat itu pun tidak dijual sembarangan termasuk di berbagai apotek."Langkah yang dilakukan pemerintah melalui Departemen Kesehatan untuk tidak menjual obat tersebut dengan tujuan menghindari agar masyarakat tidak cepat-cepat meminum tamiflu, pada hal sakitnya belum tentu mengarah kesana," kata Amin menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008