Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Kepolisian Daerah Jawa Barat mewaspadai paham radikalisme masuk ke sekolah melalui berbagai cara yang bisa merusak psikologis pelajar karena di usia remaja kondisi kejiwaannya labil dan masih mencari jati diri.
"Sekolah memang rentan disusupi paham radikalisme, sehingga ini menjadi tanggung jawab kita semua dan kami sebagai aparat kepolisian memperketat ruang gerak penyebar paham radikalisme agar tidak mengkontaminasi masyarakat khususnya pelajar," kata Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi di Sukabumi, Kamis.
Baca juga: BNPT: Radikalisme di kampus bersumber dari pendidikan sebelumnya
"Kami tidak segan menindak tegas kepada siapapun yang menyebarkan paham radikalisme," katanya. Untuk antisipasi, kata Kapolda, pihaknya gencar melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat dan pelajar seperti di MAN I Cibadak ini.
Sosialisasi yang diikuti ribuan pelajar MAN I ini untuk memberikan pemahaman terkait bagaimana pencegahan masuknya paham terlarang tersebut dan juga memberikan pengetahuan terkait lambang-lambang terlarang salah satunya lambang yang digunakan teroris atau organisasi radikal.
Ia mengatakan, pencegahan harus dilakukan sejak dini dan setiap pelajar pun harus bisa saling mengingatkan kepada rekannya serta sekolah harus berperan aktif dalam mengawasi aktivitas anak didiknya khususnya di sekolah.
Tidak hanya itu, keluarga pun menjadi benteng terdepan untuk mengawasi aktivitas dan teman bergaul anaknya.
Baca juga: Jalan masuk radikalisme ke kampus melalui "kajian" terus dicegah
Rudy mengatakan pelajar merupakan generasi harapan bangsa untuk menjaga bangsa ini. Maka dari itu, pihaknya akan paling depan menjaga pelajar agar tidak terpapar paham radikalisme, maupun terjerat kasus kriminal dan narkoba.
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019