Mekkah (ANTARA) - Jamaah diimbau untuk memperhatikan kondisi fisik masing-masing sebelum menunaikan umrah wajib sesaat setibanya di Mekkah mengingat ada sejumlah calon haji yang mengalami gangguan kesehatan ketika tak mengambil waktu jeda saat ketibaan dan langsung umrah wajib di Masjidil Haram.
Anggota Tim Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji (P3JH) Daerah Kerja Mekkah Dr Hafidh di Kota Mekkah, Kamis mengimbau jamaah mengukur kondisi fisiknya sebelum melakukan umrah wajib.
“Diharapkan semua elemen kloter mulai ketua rombongan, ketua regu, pembimbing ibadah, hingga TKHI dapat bekerja sama menyukseskan ibadah haji para jamaah dengan tidak memaksakan ibadah jika kondisi kesehatan jamaah tidak optimal,” katanya.
Baca juga: Jamaah disarankan tunaikan umrah wajib pada malam hari
Menurut dia, jamaah yang berstatus bukan termasuk level kesehatannya berisiko tinggi (risti) pun bisa saja tiba-tiba sakit berat karena penyakit juga bisa dipicu oleh kelelahan yang berat.
“Ada jamaah Indonesia yang ditemukan tergeletak di jalur tanjakan ke arah Sa’i di Masjidil Haram ternyata terkena serangan jantung. Diketahui kemudian jamaah baru sampai di Mekkah jam 12 malam dan pukul 00.30 langsung melakukan umrah wajib,” katanya.
Idealnya sesampai di Kota Mekkah, jamaah diarahkan untuk beristirahat sesaat 3-4 jam untuk kemudian beranjak ke Masjidil Haram menunaikan umrah wajib.
Padahal calon haji berinisial KK itu usianya baru 49 tahun berasal dari kloter JKS 55, yang pada Kamis (25/7) dini hari ditemukan tergeletak dalam keadaan lemas, sesak, dan nyeri dada setelah salat sunnah tawaf.
“Kami melakukan pemeriksaan awal dan dari hasil pemeriksaan dicurigai ke arah serangan jantung. Calhaj kemudian diberi obat di bawah lidah dan dibawa ke Klinik Haram 2 di jalur Sai bawah,” katanya.
Setelah pemeriksaan lanjutan rekam jantung di Klinik Haram kemudian dinyatakan ada serangan jantung. Pasien kemudian diberikan obat tambahan untuk serangan jantung yaitu beberapa obat yang harus dikunyah dan obat suntikan penghilang nyeri.
Sekitar pukul 02.30 jamaah dirujuk oleh pihak klinik ke RS Ajyad dengan menggunakan mobil transportasi klinik. Sesampainya ke RS Ajyad, dilakukan pemeriksaan ulang dan diputuskan untuk dirujuk lagi ke King Abdullah Hospital untuk dilakukan kateterisasi jantung primer.
“Sesampainya di King Abdullah Hospital sekitar pukul 04.00, setelah melengkapi beberapa dokumen jamaah langsung menjalani kateterisasi jantung. Selama perjalanan alhamdulillah jamaah dan suaminya bisa ditenangkan dan dikuatkan, dokter TKHI pun segera datang ke Rumah Sakit setelah dihubungi,” katanya.
Baca juga: Jamaah asal Yogyakarta mayoritas sudah tunaikan umrah wajib di Mekkah
Baca juga: 52 kloter jamaah Embarkasi Makassar tempati 36 hotel di Mekkah
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019