Brisbane (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dan Menhan Australia Joel Fitzgibbon di Canberra, Kamis, membahas peluang-peluang kerjasama saling menguntungkan kedua negara dalam industri pertahanan. Menhan kedua negara dalam pertemuan pertama di Canberra juga membahas tentang cara-cara mendukung pembangunan kapasitas dan manajemen melalui proyek-proyek kerjasama pengembangan sains dan teknologi. Dalam pembicaraan bilateral yang berlangsung di Ruang "Explorer" Gedung Parlemen Canberra, kedua Menhan juga sepakat untuk mendorong masing-masing panglima angkatan bersenjata untuk terus mengembangkan pemahaman bersama tentang hubungan pertahanan untuk lebih memajukan hubungan bilateral yang sudah ada. Informasi dari KBRI Canberra menyebutkan, dalam pertemuan tersebut, Menhan Juwono didampingi Atase Pertahanan di KBRI Canberra, Marsekal Pertama TNI Kuswantoro, Dirjen Strategi Pertahanan Mayjen TNI Syarifuddin Tippe, Minister Counsellor Bidang Politik KBRI Canberra Samsu Rizal dan Staf Ahli Khusus Menhan bidang Ekonomi Adnan Ganto. Fitzgibbon antara lain didampingi Panglima Angkatan Bersenjata Australia (ADF) Marsekal Angus Houston dan Sekretaris Dephan Nick Warner. Dalam pernyataan persnya seusai bertemu dengan Menhan Juwono dan Fitzgibbon mengatakan, upaya memajukan pemahaman bersama Australia-Indonesia yang terkait dengan hubungan pertahanan akan diprioritaskan pada "keterlibatan pertahanan" di masa mendatang. Keterlibatan pertahanan itu mencakup kegiatan latihan militer dan pendidikan pascasarjana, pertukaran kunjungan dan studi serta pemantauan (survelensi), latihan dan patroli maritim, katanya. "Pemahaman-pemahaman bersama itu akan dipandu oleh Perjanjian Lombok (Perjanjian Keamanan Indonesia-Australia) dan merefleksikan hubungan kedua negara yang semakin kuat. Kerja sama-kerja sama yang sudah ada maupun inisiatif baru akan dilaksanakan dan dikoordinasikan melalui dialog strategis pertahanan Indonesia-Australia," katanya. Ia mengatakan, dalam pertemuan itu, ia dan Menhan Juwono Sudarsono juga sepakat untuk terus mendukung berbagai inisiatif yang menyangkut masalah pasukan perdamaian melalui pusat-pusat pelatihan pasukan penjaga perdamaian kedua negara. Dalam kerja sama penanganan bencana dan bantuan kemanusiaan, ia mengatakan, kedua pihak sepakat untuk meningkatkan kerja sama yang sudah ada, dan pada Mei 2008, akan ada pelatihan bersama kedua negara di bidang ini. Ia menilai hubungan pertahanan kedua negara semakin dewasa dan berkembang yang dibangun di atas prinsip saling menghormati dan saling mempercayai. Bahkan ia dan Menhan Juwono berkeinginan untuk memperdalam dan memperluas kerja sama itu untuk merespons berbagai tantangan yang menjadi kepentingan keamanan bersama kedua negara, seperti terorisme, keamanan regional, dan perompakan. Fitzgibbon mengatakan, pertemuannya dengan Menhan Juwono Sudarsono merupakan kesempatan yang tepat untuk memajukan kerjasama dan keterlibatan pertahanan kedua negara pasca-pemberlakuan Perjanjian Lombok sejak 7 Februari lalu. Sebelumnya, Minister Counsellor Bidang Politik KBRI Canberra, Samsu Rizal, mengatakan kepada ANTARA, pertemuan Menhan kedua negara ini sangat penting bagi penguatan hubungan bilateral setelah Perjanjian Lombok resmi berlaku sejak 7 Februari lalu. Bagi Indonesia, pertemuan kedua Menhan ini dipandang signifikan untuk melihat bagaimana strategi pertahanan pemerintahan baru Australia di kawasan Asia Pasifik, katanya. "Sebagai negara sahabat dan tetangga dekat Australia, cukup penting bagi Indonesia untuk, misalnya, melihat bagaimana strategi pertahanan Australia dalam pemerintahan baru. Tentu ada perubahan-perubahan walaupun tidak sampai menjadi gangguan," katanya. Dalam konteks pemerintahan baru Australia, adanya pertemuan menhan kedua negara itu juga penting karena Canberra pun bisa mendapatkan satu gambaran tentang bagaimana strategi Indonesia di kawasan dalam kaitannya dengan pertahanan, kata Samsu Rizal. Pertemuan Menhan Juwono dengan Menhan Joel Fitzgibbon merupakan bagian dari rangkaian program kunjungan empat harinya di Australia sejak 25 Maret lalu.Forum dialog Selama di Australia, selain bertemu mitranya itu di Canberra, Menhan Juwono Sudarsono hari Rabu (26/3) hadir sebagai pembicara di Forum Dialog Asia Timur di Sydney bersama sejumlah tokoh penting, termasuk PM Kevin Rudd. Dalam forum dialog yang diselenggarakan Universitas Nasional Australia (ANU) di James Cook Ballroom, Hotel Intercontinental, Sydney itu, para pembicara merespons isu-isu ekonomi dan keamanan politik dengan pendekatan baru. Selain Menhan Juwono dan PM Rudd, mantan Menteri Ekonomi Thailand Chalongphob Sussangkarn, mantan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Yoon Young Kwan, Sekjen ASEAN (Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara) Surin Pitsuwan, Pejabat Bank Dunia Justin Lin serta beberapa tokoh penting Australia, seperti Professor Kim Beazley dan Huw McKay dari Westpac juga hadir dan berbicara di forum tersebut. PM Rudd memanfaatkan Forum Dialog Asia Timur itu untuk menjelaskan visi dan peran Australia dalam perpolitikan global, khususnya di kawasan Asia Timur. Ia mengatakan, Australia akan lebih aktif terlibat dalam merespons isu-isu global, seperti stabilitas keuangan, perubahan iklim, dan keamanan. Dalam pandangan PM Rudd, upaya Australia menangani masalah ekonomi, lingkungan dan keamanan di dalam negeri akan gagal jika Canberra tidak terlibat dalam perdebatan global. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008