Baghdad (ANTARA News) - Tiga orang Amerika Serikat luka akibat serangan mortir atau roket atas Daerah Hijau Bagdad, yang dijaga sangat ketat, pada Wednesay, kata wanita jurubicara kedutaanbesar Amerika Serikat Mirembe Nantongo kepada AFP. "Ya, kami bisa memastikan bahwa ada serangan tak langsung hari ini atas Daerah Hijau. Tiga pejabat pemerintah Amerika Serikat, yang merupakan orang Amerika Serikat, luka," kata Nantongo kepada kantor berita Prancis tersebut. Pejabat Amerika Serikat menyatakan serangan mortir atau roket itu sebagai serangan tak langsung. Sebagai kedudukan pemerintah Irak dan kedutaanbesar Amerika Serikat, Daerah Hijau berulangkali diserang dalam beberapa hari belakangan. Pada Selasa, daerah itu, yang pernah menjadi gugus kepresidenan Saddam Hussein, dihantam roket Katyusha, hanya dua hari sesudah dihajar empat gelombang serangan roket dan mortir. Pernyataan tentara Amerika Serikat bahwa kebanyakan mortir atau roket, yang menghantam daerah itu, ditembakkan oleh unsur "nakal" pejuang Tentara Mahdi ulama keras Syiah Moqtada Sadr. Serangan terkini atas Daerah Hijau itu terjadi saat pejuang Tentara Mahdi terlibat dalam pertempuran maut dengan tentara Irak dan Amerika Serikat di wilayah kota Sadr City di Bagdad. Bakutembak juga terjadi di Basra, kota utama di Irak selatan. Dua roket menghantam pagar rumahsakit Ibn Sinna, satu roket jatuh di dekat bangunan kantor perusahaan keamanan Perdana Menteri Nuri Maliki dan roket keempat mendarat di dekat kantor Blackwater USA, perusahaan keamanan swasta bertugas melindungi anggota Kedutaanbesar Amerika Serikat, kata saksi kepada AFP. Komandan tinggi Amerika Serikat di Irak, Jendral David Petraeus, menyalahkan negara tetangga Irak, Iran, atas serangan ahir pekan lalu dengan menyatakan itu "roket buatan Iran, yang disediakan Iran". Ia menambahkan, dalam wawancara dengan jaringan berita Inggris BBC, tindakan Iran itu merupakan "pelanggaran penuh atas janji Presiden (Mahmud) Ahmadinejad dan pemimpin utama lain Iran kepada mitra Irak mereka". Ribuan pegiat perdamaian berunjukrasa di pusat kota New York ahir pekan lalu untuk menandai lima tahun serbuan pimpinan Amerika Serikat ke Irak dan untuk meminta penarikan segera tentara mereka. Pengunjukrasa meneriakkan "Ahiri perang sekarang!" dan membawa poster bertuliskan "Beri kesempatan bagi perdamaian" serta "Tidak sedolar pun lagi, tidak satu pun kematian lagi". Mereka menyanyikan lagu perdamaian dan mengheningkan cipta untuk mengenang yang tewas dalam serbuan tersebut. Pengunjukrasa lebih dulu menyebar di jalan sepanjang 3,5 kilometer di Manhattan untuk membentuk rantai manusia, namun tidak berhasil. Selanjutnya, mereka datang ke sekitar Union Square New York.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008
jk irak masuk perangkap maka mereka bgt stuppid krn mereka tdk mengambil pelajaran, ketika negara mereka diobrak abrik amerika dlm melengserkan saddan husein. skrg lihat smua hasil negara irak dinikmati dan dikelola oleh amerika dan sekutu... bnar2 stupid masyarakatnya yg berpikiran rendah dan dangkal....