Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan Thailand sebagai negara tetangga sepakat meneruskan kerjasama di bidang ketahanan pangan untuk menghadapi meningkatnya harga pangan di dunia. Dalam pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri (PM) Thailand, Samak Sundaravej, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, kedua negara menyadari adanya persoalan kenaikan harga pangan yang tengah dihadapi oleh semua negara-negara di dunia. "Dengan menyadari persoalan pangan di seluruh dunia sekarang ini, kami sepakat pertama-pertama untuk memelihara kerjasama di bidang beras," kata Presiden Yudhoyono menjelaskan hasil pertemuan. Indonesia-Thailand, menurut Presiden, telah sepakat untuk saling memprioritaskan kerjasama jual-beli beras. "Tentunya, bagi Indonesia sendiri, di samping upaya meningkatkan produksi dalam negeri, masih diperlukan kerjasama di bidang jual-beli beras ini dengan Thailand," ujar Presiden. Sundaravej dalam konferensi pers bersama Presiden Yudhoyono mengatakan dalam bidang kerjasama pangan, Thailand akan tetap memprioritaskan Indonesia dalam perdagangan beras. Pada awal 2007, Thailand menyepakati nota kesepahaman (MoU) pengadaan beras untuk Indonesia melalui skema G-to-G (antar pemerintah) hingga 1,5 juta ton per tahun. Energi Selain meneruskan kerjasama di bidang pangan, Presiden Yudhoyono mengatakan pertemuan bilateral dengan Thailand juga membicarakan kerjasama di bidang energi. "Kita mengerti Thailand ingin kerjasama di bidang energi dengan Indonesia dan kita ingin membangun kerjasama yang baik di bidang minyak dan gas ini untuk bangun `energy security` (ketahanan energi), baik di Indonesia maupun di Thailand," tutur Presiden. Menurut Menteri Luar Negeri, Hassan Wirajuda, dalam pertemuan bilateral, Thailand menyatakan keinginannya untuk mendapatkan pasokan gas dari Indonesia. "Tidak secara khusus dibicarakan soal itu. Tetapi, Thailand menyatakan keinginannya untuk mendapatkan pasokan gas dari kita," ujarnya. Meski lapangan gas Natuna tidak disebutkan dalam pertemuan itu sebagai sumber pasokan yang mungkin untuk Thailand, Menlu mengatakan, lapangan gas itu adalah yang lokasinya terdekat dengan Thailand. Dalam pertemuan bilateral yang berlangsung selama hampir satu jam di Istana Merdeka itu, Indonesia dan Thailand juga sepakat meningkatkan volume perdagangan. Thailand adalah negara investor ASEAN ketiga di Indonesia setelah Singapura dan Malaysia dengan nilai investasi pada 2007 sebesar 270 juta dolar AS. Kunjungan Sundarajev ke Indonesia merupakan yang pertama kalinya setelah ia terpilih dan diangkat menjadi PM Thailand pada Januari 2008.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008