Jakarta (ANTARA News) - Indonesia diperkirakan siap menerapkan layanan komunikasi berbasis internet protocol (IP based) pada 2015, seiring tuntasnya pembangunan infratruktur era Next Generation Network (NGN) itu oleh operator-operator telekomunikasi dalam negeri."Kesiapan menerapkan layanan berbasis IP didasarkan pada kesiapan operator membangun NGN dan memasuki tahap akhir penyelesaian program telekomunikasi pedesaaan (Universal Service Obligation/USO) pada 2015," kata Dirjen Postel Depkominfo, Basuki Yusuf Iskandar, di sela Seminar Konvergensi Telekomunikasi Berbasis IP, di Gedung Depkominfo, Rabu.Menurut Basuki, jika teknologi IP diterapkan, diperkirakan layanan telekomunikasi mampu menjangkau 80 persen populasi penduduk Indonesia, meningkat 100 persen dari jangkauan saat ini yang baru mencapai 40 persen. Teknologi IP base membuat operator tidak hanya mampu menyediakan layanan suara dan data dalam satu jaringan tetapi juga membuat ranah telekomunikasi dan penyiaran menyatu (konvergen) akibat aplikasi yang ditawarkan lebih beragam. "Sesuai dengan `road map` industri telekomunikasi, pada 2015 program USO akan memasuki tahap desa pintar dimana seluruh desa memperoleh akses teleponi dasar dan internet," katanya. Dengan platform IP membuat operator lebih efisien dari sisi jaringan karena didukung infrastruktur bersama (sharing infrastructure) antar operator yang pada akhirnya menurunkan tarif komunikasi khususnya layanan internet. Meski begitu, Basuki berpendapat akan ada dampak negatif terkait "sharing infrastructure" karena akan dikuasai oleh pemain besar. "Ini merupakan salah satu tantangan dalam penerapan IP based, sehingga butuh kekuatan modal, selain juga butuh regulasi yang mendukung industri telekomunikasi termasuk industri penyiaran," katanya. Sementara itu, Menkominfo Muhammad Nuh mengungkapkan untuk mendukung konvergensi layanan telekomunikasi berbasis IP, Depkominfo telah membentuk Tim untuk merumuskan berbagai kendala dan tantangan yang akan dihadapi di masa datang. "Tim tersebut saat ini sudah menyelesaikan masalah akademis dan sedang mengkaji tentang penyatuan infrastruktur. Ditjen Postel mengkaji soal infrastruktur, sedangkan dari sisi konvergensi konten dikaji Ditjen Aplikasi Telematika, Badan Informasi Publik dan Sistem Komunikasi Diseminasi Informasi," kata Menkominfo. Internet Murah President Nokia Siemens Network Indonesia, Arjun Trivedi mengatakan penerapan NGN pada jaringan operator akan membuat teknologi internet semakin dominan. Untuk mencapai hal itu, diutarakannya, Nokia Siemens Network menawarkan pada industri telekomunikasi beberapa teknologi yang mendukung IP base seperti i-HSPA, Long Term Evolution (LTE), dan teknologi Wimax yang diyakini mampu meningkatkan kinerja operator sekaligus berbiaya rendah. "Peningkatan kinerja dan efisiensi biaya berdampak pada tarif layanan murah bagi pelanggan seluler," katanya. Senada dengan itu, Direktur Consumer Telkom, I Nyoman G Wiryanata mengakui, masa depan telekomunikasi di Indonesia terletak pada konvergensi berkat teknologi berbasis IP, terlihat dari masih rendahnya pengguna internet di Indonesia yang baru mencapai 20 juta jiwa, atau menduduki posisi ke 14 di dunia untuk penggunaan internet. Apalagi untuk layanan broadband yang terbilang kecil yakni hanya sekitar 386.000 pelanggan. "Angka itu membuat peluang bisnis melalui IP base menjadi besar. Kita perkirakan rata-rata pertumbuhan pendapatan broadband bisa meningkat mencapai 90 persen saat jumlah pelanggannya sekitar 4 jutaan," kata Nyoman. Untuk menyiapkan jaringan menunjang IP base, lanjutnya, mulai tahun 2007 secara bertahap Telkom telah mengimplementasikan NGN, yang ditargetkan selesai pada 2012. "Target kita selesai 2012, dan pada 2014 masa transformasi IP base berjalan di semua jaringan Telkom. Implementasi NGN itu bisa menekan biaya operasional hingga 40 persen," katanya. Sementara itu, Direktur Marketing Indosat Guntur Siboro menambahkan, konvergensi nantinya akan mengubah model bisnis operator dan memungkinkan menambah pendapatan di luar bisnis inti. "Operator akan tetap sebagai penyedia jaringan. Tetapi kita tidak menafikan kalau ada tambahan dari penerapan konvergensi nantinya," kata Guntur. Sedangkan Direktur Jaringan PT Excelcomindo Pratama (XL) Dian Sisworini dan Wakil Direktur Bakrie Telecom Danny Buldansyah mengatakan siap mengimplementasikan IP base sesuai harapan pemerintah. "XL telah mulai melakukan konvergensi pada Agustus 2006 lalu dengan menerapkan Fixed Mobile Convergence. Kita lanjutkan terus dengan inovasi lainnya," katanya. Sementara Danny mengatakan, saat ini 70 hingga 75 persen transmisi jaringan Bakrie Telecom sudah siap menjalankan IP base. "Kendala yang dihadapi Bakrie Telecom adalah keterbatasan kanal yang hanya berjumlah 3 kanal. Padahal idealnya 78 kanal untuk bisa menyediakan akses internet berkualitas," ujar Danny.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008