New York (ANTARA News) - Dolar AS melemah di pasar valuta asing, Selasa, menyusul melemahnya indeks kepercayaan konsumen AS ke posisi terendah dalam lima tahun, di tengah memuncaknya ketidakpastian ekonomi.
Para pedagang mengatakan sebuah survei bulanan oleh the Conference Board, sebuah grup riset swasta, menunjukkan indeks kepercayaan konsumen turun menjadi 64,5 poin pada Maret dibandingkan dengan 76,4 dalam bulan sebelumnya.
Mata uang tunggal Eropa dipindah tangankan pada 1,5647 dolar sekitar pukul 2100 GMT (Rabu pagi WIB), naik dari 1,5422 dolar di New York pada akhir Senin.
Mata uang AS juga melemah terhadap mata uang Jepang menjadi 99,98 yen dari 100,73 yen sehari sebelumnya dan menunjukkan penurunan terhadap mata uang utama lainnya.
Para analis mengatakan dolar melemah karena para pedagang menawarkan harga tinggi atas prospek penurunan suku bunga terbaru di tengah perekonomian yang suram.
Penurunan indeks kepercayaan konsumen lebih buruk daripada yang diperkirakan dan laporan lainnya menunjukkan bahwa harga rumah telah turun 10,7 persen dari setahun lalu di kota-kota utama AS.
Indeks harga rumah di 20 kota utama dari the Standard & Poor`s/Case-Shiller menunjukkan penurunan bertahap di pasar masing-masing, terutama di kota yang harganya telah meroket selama perumahan "booming".
Kekhawatiran bahwa the Federal Reserve akan menurunkan suku bunganya lagi juga menekan dolar yang telah mencatat kenaikan pada hari sebelumnya.
Para pedagang mengatakan berita ekonomi terakhir mengingatkan para investor bahwa the Fed menghadapi kesulitan dalam menyeimbangkan langkah menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan dan menaikkan suku bunga untuk menekan laju inflasi.
Bagaimanapun, tingginya harga minyak, telah membuat the Fed lebih sulit dalam membuat keputusan.
Dalam peradagangan terakhir di New York, dolar berada pada 1,0049 franc Swiss, turun dari 1,0202 franc pada Senin. Pound dihargai pada 2,0062 dolar, naik dari 1,9856 dolar sehari sebelumnya, demikian laporan AFP. (*)
Copyright © ANTARA 2008