Ternate (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, berencana merelokasi permukiman 5.559 warga korban gempa bermagnitudo 7,2 pada 14 Juli ke daerah yang lebih aman
Wakil Bupati Halmahera Selatan Iswan Hasjim mengatakan pemerintah daerah berencana memindahkan warga enam desa yang terdampak gempa tersebut ke daerah lebih aman yang berada tidak jauh dari permukiman awal mereka.
"Rencananya merelokasi warga yang mengalami kerusakan rumah, baik rusak ringan maupun rusak berat akibat gempa pada Minggu lalu," katanya saat berdialog dengan warga dari desa-desa yang terdampak gempa pada Kamis.
Iswan mengatakan bahwa warga menyetujui rencana Pemerintah Daerah Halmahera Selatan memindahkan mereka ke lokasi yang lebih aman, bahkan ada warga yang memang meminta direlokasi.
Gempa bumi 14 Juli, menurut dia, berdampak pada 73 desa di Halmahera Selatan namun hanya menimbulkan kerusakan pada 38 desa.
Iswan mengatakan bahwa sementara relokasi akan dilakukan pada warga enam desa yang mengalami kerusakan akibat gempa.
Relokasi akan meliputi 999 warga Desa Pasipalele dan 857 warga Desa Sekly di Kecamatan Gane Barat; 686 warga Desa Yomen, 750 warga Desa Kurunga, dan 514 warga Desa Liboba Hijra di Kecamatan Pulau Jorongan; serta 1.753 warga Desa Gane Luar di Kecamatan Gane Timur.
"Ini data sementara yang kami peroleh terkait dengan warga yang rencana ke relokasi ke tempat yang lebih aman," kata Iswan.
"Kalau kerusakan rumah dan fasilitas umum sampai sekarang kami belum memiliki data yang valid, karena tim data masih berada di lokasi untuk melakukan pendataan," katanya mengenai rincian kerusakan rumah dan fasilitas di daerah terdampak gempa.
Kepala Stasiun Meteorologi Oesman Sadik Halmahera Selatan Eko Wijayandi ketika dihubungi mengatakan bahwa setelah gempa utama pada 14 Juli sampai 24 Juli pukul 22.00 WIT sudah terjadi 134 kali gempa susulan.
Baca juga:
Pengungsi korban gempa Halmahera Selatan masih kekurangan tenda
Tanggap darurat penanganan gempa Halsel diperpanjang
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019