Pontianak (ANTARA) - Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Juniardi mengatakan bahwa sejumlah kapal yang merupakan bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan beberapa tahun lalu jarang digunakan nelayan untuk menangkap ikan.
"Saat ini tidak lagi maksimal digunakan oleh nelayan atau kelompok nelayan yang menerima bantuan kapal tersebut. Kapal yang dibantu ke nelayan kurang maksimal," ujarnya saat dihubungi di Sambas, Kamis.
Ia menjelaskan alasan jarangnya digunakan kapal bantuan oleh nelayan atau kelompok nelayan adalah selain bermesin besar, kapal tersebut juga tidak sesuai dengan alat tangkap yang juga diberikan.
"Mesin kapal mempunyai kekuatan yang besar, sehingga konsumsi bahan bakar juga besar. Ditambah dengan badan kapal dari bahan fiber, sementara alat tangkap yang diberikan hanya beberapa jengkal. Sehingga wajar nelayan yang menggunakan kapal tersebut tidak mendapatkan hasil saat melaut," papar dia.
Ia mengatakan kapal bantuan tersebut merupakan bantuan pemerintah beberapa tahun yang lalu.
"Kapal bantuan tersebut saya lupa tahun berapa, namun sekarang jarang digunakan, " katanya.
Ia menambahkan kapal bantuan tersebut di atas 30 GT, sehingga untuk izin harus diurus di pusat.
"Masalah izin kapal juga, harus dari pusat. Ini juga memberatkan bagi nelayan, " katanya.
Lain halnya dengan adanya bantuan kapal di bawah 10 GT yang diberikan oleh KKP, kepada nelayan di Kabupaten Sambas tahun 2018 lalu. Juniardi mengaku tidak mengetahui secara pasti.
"Tahun lalu kalau tidak salah kita ada mendengar informasi tersebut, namun kita tidak mengetahui, " katanya.
Namun ia menyarankan untuk bantuan kepada nelayan, agar terlebih dahulu diketahui apa yang menjadi keperluan nelayan. Sehingga bantuan tersebut bisa bermanfaat.
"Dalam berbagai pertemuan, saya selalu menyampaikan kepada pihak terkait agar berikanlah bantuan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh nelayan, juga sesuai dengan kondisi laut di Kabupaten Sambas. Supaya bantuan bermanfaat, tidak seperti bantuan berupa kapal yang kurang layak untuk nelayan kita, " katanya.
Sementara diketahui, selain bantuan kapal Inkamina yang diberikan beberapa tahun lalu, Kelompok Nelayan di Desa Semelagi Kecamatan Selakau turut mendapatkan bantuan dua unit kapal beserta alat tangkap pada tahun 2018.
Adriani satu di antara pemuka masyarakat desa Semelagi membenarkan jika satu kelompok nelayan yang tergabung dalam Koperasi Produsen Nelayan Produksi Laut Terigas, Desa Semelagi Kecamatan Selakau, telah mendapatkan bantuan dari KKP Republik Indonesia.
"Iya ketika itu saya masih menjabat kepala desa, memang ada bantuan kapal dua unit diberikan kepada kelompok nelayan, " kata Adriani.
Dikatakan bantuan tersebut sampai sekarang masih tetap di gunakan oleh nelayan, karena sesuai untuk nelayan lantaran berbobot di bawah 10 GT.
"Hanya ada alat tangkap ikan yang disampaikan oleh nelayan, masih kurang. Kalau kapal tersebut masih digunakan oleh nelayan sampai sekarang, " katanya.
Pewarta: Dedi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019