Beijing (ANTARA News) - Setidak-tidaknya, lebih dari 100 negara mendukung pemerintah Cina menyelesaikan masalah di Tibet sesuai dengan undang-undang dan ketentuan. "Lebih dari 100 negara di dunia mendukung Cina dalam menyelesaikan masalah Tibet sesuai dengan undang-undang untuk menjaga kedaulatan negara," kata Jurubicara Kementerian Luar Negeri Cina Qing Gang dalam keterangan pers berkala di Beijing, Selasa. Menurut dia, sejak pemerintah wilayah mandiri Tibet mengambil tindakan tegas terhadap kejahatan berat dan kekerasan di Lhasa, pemerintah dari lebih 100 negara mendukung Cina menyelesaikan masalah itu dengan baik. "Sejumlah negara berharap Cina dapat menjaga kedaulatan negara, kesatuan wilayah dan ketenangan di Tibet serta mengutuk kejahatan dan pihak di belakang kejadian itu," kata Qing Gang tanpa menyebutkan negara dimaksud. Dalam kesempatan itu, ia kembali menegaskan bahwa pemerintah Cina telah berupaya dengan baik dan semaksimal mungkin serta sesuai dengan undang-undang dalam menyelesaikan kemelut di Tibet itu dan meminta pihak terkait tidak mencampuri urusan dalam negeri Cina. Dikatakannya, yang mendukung dan mendorong upaya Dalai Lama untuk memisahkan diri dari Cina adalah pelanggaran hukum mendasar hubungan antarbangsa. "Saya juga berharap pihak terkait bersikap adil dalam menyikapi masalah Tibet," katanya. Singapura pada Selasa dikabarkan mendukung kebijakan Cina dalam penanganan kerusuhan di Tibet dan menolak politisasi pekan olahraga Olimpiade. "Singapura mendukung kebijakan pemerintah Cina untuk melindungi keselamatan jiwa dan semua milik warganya dari pengunjukrasa, yang melakukan penentangan dengan kekerasan dan pemerintah Cina menanganinya dengan menggunakan kekuatan seminimal mungkin," kata Departemen Luar Negreri Singapura. "Kami menggarisbawahi pernyataan Perdana Menteri Wen Jiabao bahwa Cina siap membuka dan melakukan dialog dengan Dalai Lama berdasarkan atas kebijakan politik satu Cina dan kami merasa lega dengan berkurang ketegangan dan keadaan di Tibet, yang kini jauh lebih tenang," kata pernyataan pemerintah Singapura. Cina menduga Dalai Lama, pemimpin rohani Tibet, yang hidup di pengasingan, berusaha menggagalkan Olimpiade 2008 dan pemimpin asal Tibet itu mengatur rangkaian gelombang unjukrasa, yang dimulai dengan pawai secara damai di ibukota Tibet, Lhasa, pada 10 Maret.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008