Lewat olah raga menyelam, masyarakat juga belajar untuk mencintai laut dan tidak membuang sampah sembarangan di laut, katanya

Balikpapan (ANTARA) - Persiapan Wanita Selam Indonesia (WASI), organisasi para penyelam perempuan Indonesia di bawah Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) untuk memecahkan tiga rekor dunia Guinness World of Record sekaligus di kawasan Megamas, Pantai Manado, Manado, Sulawesi Utara pada 1-3 Agustus sudah 90 persen lebih.

Menurut Ketua Umum WASI Ny Tri Suswati Tito Karnavian, pengadaan tabung selam sudah ada hingga 3.400 tabung. Para teknisi dan instruktur juga sudah siap, sampai hal-hal yang standar, namun tak kalah penting, akomodasi dan transportasi.

“Dari 3.400 tabung itu, 3.300 saja yang dipakai, 100 kami jadikan cadangan seandainya ada tabung yang tidak berfungsi,” kata Tri Suswati yang juga istri Kapolri Jenderal Tito Karnavian itu.

Dengan demikian, panitia juga membatasi jumlah peserta menjadi 3.300 saja. Pendaftaran peserta pemecahan rekor pun ditutup.

“Tapi bila dalam waktu sepekan ini ada tambahan tabung, tidak menutup kemungkinan kami menambah peserta,” lanjutnya. Yang diutamakan adalah mereka yang sudah terdaftar dan sementara ini masuk sebagai cadangan.

Daftar cadangan ada adalah juga antisipasi panitia seandainya ada peserta yang berhalangan turun menyelam di hari pelaksanaan.

Baca juga: Pertamina-WASI dukung edukasi biota bawah laut nasional

WASI akan pecahkan rekor dunia jumlah penyelam terbanyak dan rantai manusia terpanjang di bawah permukaan air dengan 3.300 penyelam, dan pembentangan bendera terbesar di bawah air.

Para penyelam yang mendaftar berasal dari seluruh Indonesia. Jumlah 3.300 penyelam ini sudah jauh di atas jumlah rekor tahun 2009, yaitu 2.465 penyelam yang diselenggarakan TNI-AL di Pantai Malalayang, juga di Manado. Saat itu TNI-AL menggelar upacara peringatan 64 tahun Indonesia Merdeka di bawah air selama 30 menit.

Pemecahan rekor kali ini juga dalam rangka memperingati Kemerdekaan Indonesia yang ke-74 tahun. Karena itu bendera yang akan dibentangkan di bawah air adalah bendera Merah Putih. Untuk pemecahan rekor ini, bendera yang akan dibentangkan berukuran 39x26 meter.

Dengan tercatat sebagai rekor dunia Guinness World of Record, maka akan hadir perwakilan dari lembaga pencatat rekor dunia tersebut. Guinness juga menetapkan sejumlah syarat yang mesti dipenuhi agar bisa dinyatakan sebagai rekor dunia.

“Misalnya para penyelam harus penyelam yang sudah memiliki lisensi, bukan yang sekedar ikut karena mau ada pemecahan rekor,” kata Tri yang juga Ketua Umum Bhayangkari, persatuan para istri polisi seluruh Indonesia.

Baca juga: Wanita penyelam deklarasi laut bersih

Sebelum ini, pada tahun 2018, WASI juga membuat acara serupa di tempat yang sama. Ketika itu para penyelam peserta seluruhnya perempuan. Tercatat sebanyak 928 perempuan penyelam dari berbagai komunitas selam dari seluruh Indonesia terlibat di acara itu. Mereka membentangkan bendera Merah Putih yang panjangnya hingga 500 meter di bawah laut.

Even itu tercatat sebagai rekor di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pengibaran bendera Merah Putih di bawah Laut terpanjang di Indonesia.
Seperti penyelaman tahun 2018 itu, penyelaman tahun ini juga berlangsung di dasar laut dengan kedalaman lima sampai delapan meter. Lokasi yang dipilih yang tidak berkarang.

Tri Karnavian juga menjelaskan, satu tujuan kegiatan penyelaman massal ini untuk memperkuat jiwa Indonesia sebagai negara maritim, serta memasyarakatkan olah raga menyelam di seluruh Indonesia.

"Lewat olah raga menyelam, masyarakat juga belajar untuk mencintai laut dan tidak membuang sampah sembarangan di laut," katanya.

Apalagi, katanya, alam bawah laut Indonesia luar biasa indah. Untuk melihat itu banyak penyelam dari manca negara menghabiskan uang dan waktu datang ke spot-spot selam di Indonesia.

Untuk membantu penyelenggaraan event ini, WASI menggandeng Pertamina, selain juga BRI, dan sejumlah maskapai penerbangan. “Ada potongan harga tiket pesawat untuk peserta,” senyumnya.

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019