turunnya volume ekspor itu disebabkan pasokan dari dalam negeri yang lesuJakarta (ANTARA) - Ketua Umum Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Moenardji Soedargo mencatat ekspor karet sepanjang Januari hingga Juni 2019 anjlok hingga 200 ribu ton dibanding periode sama 2018.
"Ekspor kami pada Januari-Juni turun 200 ribu ton," ujar Moenardji dalam konferensi pers di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Rabu.
Moenardji mengatakan turunnya volume ekspor itu disebabkan pasokan dari dalam negeri yang lesu. Salah satu faktornya akibat serangan wabah penyakit gugur daun atau cendawan Pestalotiopsis sp yang melanda sekitar 381,9 hektar perkebunan karet di Indonesia.
Lesunya volume ekspor itu sebetulnya telah dirasakan sejak tahun lalu. Hanya saja, pihaknya belum mengetahui bahwa penurunan produksi karet disebabkan serangan penyakit gugur daun, namun menganggap akibat siklus musiman.
Akibat serangan penyakit cendawan itu, ia memprediksi bakal terjadi penurunan produksi maupun ekspor karet sebanyak 15 persen pada tahun ini.
"Saya berani katakan begitu, karena dikatakan proyeksi penurunan produksi 15 persen sampai akhir tahun. Jadi ekspor pun turun 15 persen," katanya.
Dia menjelaskan dengan adanya penurunan produksi hingga 15 persen ini, berarti ada sekitar 450 hingga 540 ribu ton produksi karet menurun. Sementara ekspor karet pada 2018 mencapai sekitar 2,954 juta ton.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian memprediksi produksi karet hingga akhir 2019 akan menurun hingga 15 persen dibanding 2018dari total kontribusi produksi sekitar 3,68 juta ton pertahun akibat wabah penyakit gugur daun atau Pestalotiopsis sp.
Luas perkebunan karet di Indonesia mencapai 3,6 juta hektare dan lahan terdampak serangan jamur yang tercatat Januari-Juni 2019 mencapai 10 persennya atau 381,9 ribu hektare.
Dari rincian luasan lahan yang terserang penyakit itu, 232,4 ribu hektare berkategori berat dan 149,6 ribu hektare berkategori ringan.
Baca juga: Kementan: Harga karet turun picu wabah gugur daun
Baca juga: Produksi karet diprediksi turun hingga 15 persen
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019