Palu (ANTARA News) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sulteng mengimbau masyarakat di daerahnya untuk mewaspadai iklan pulsa murah yang ditawarkan oleh beberapa operator telepon seluler. "Iklan semacam ini bisa jadi menjebak konsumen, tapi sebenarnya yang diuntungkan adalah pihak perusahaan operatornya," kata Ketua YLKI Sulteng, Salman Hadiyanto di Palu, Selasa. Ia mengatakan, pada umumnya iklan pulsa murah menawarkan tarif pembicaraan seharga Rp1 per detik atau bahkan lebih murah lagi. Namun setelah digunakan, konsumen justru harus membayar biaya yang lebih mahal. "Sudah banyak pengguna telepon selular di Palu dan daerah lain di Sulteng mengadukan masalah ini kepada kami, sehingga tawaran demikian itu perlu diwaspadai," tuturnya. Untuk mencegah kejadian tersebut, Salman mengatakan konsumen harus teliti membaca iklan atau brosur operator yang menawarkan tarif pulsa murah. Biasanya, ada keterangan atau tanda bintang kecil yang menjelaskan syarat dan ketentuan penggunaan tarif murah. "Itulah yang perlu dicermati pengguna telepon seluler dan jangan mudah terkecoh," ujarnya. Salman juga menyarankan pengguna telepon seluler di Sulteng untuk berhemat dalam menggunakan pulsa. "Gunakan saja seperlunya yaitu sesuai kebutuhan, sebab bangsa ini tengah dirundung berbabagi macam bencana yang memerlukan biaya penanggulangan sangat besar" pinta dia. Sementara itu, Akhsan, pengguna telepon seluler di Palu, mengatakan dirinya merasa terkecoh dengan iklan pulsa murah dari sebuah operator telepon di dalam negeri. Mahasiswa perguruan tinggi swasta ini mengaku sempat kehilangan ratusan pulsa setelah berbicara sekitar 10 menit. "Katanya pulsa murah berlangsung setelah percakapan pada 90 detik pertama. Tapi setelah saya berhenti bicara, kenapa justru masih berlaku tarif normal," kata dia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008