Jakarta (ANTARA News) - Calon presiden (capres) berlatar belakang militer masih menjadi favorit bagi sebagian besar rakyat Indonesia untuk pemilihan presiden 2009 mendatang dibanding capres dari partai politik.
Demikian hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) yang dipublikasikan di Jakarta, Selasa, oleh Direktur Eksekutif LSN Umar S Bakry MA.
Survei LSN dilaksanakan pada Januari-Februari 2008 di 33 provinsi dengan total responden sebanyak 2178 orang dengan sampling error 2,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei tersebut dilakukan dengan metode multistage random sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan quesioner.
"Mengenai kandidat presiden 2009-2014 persentase terbesar, 67,6 persen, menghendaki berasal dari tokoh yang berlatar belakang militer," kata Umar.
Setelah militer, tokoh yang dikehendaki berikutnya adalah dari kalangan perguruan tinggi atau keilmuan (64 persen), birokrat (62 persen), politisi (56,4 persen), LSM (47 persen), pengusaha (39,9 persen).
Sedangkan dari latar belakang pendidikan, sebagian besar responden, yakni 73,7 persen, menghendaki capres minimal berpendidikan S1 atau sederajad. Lulusan Akabri masuk kategori ini.
"Jadi, meski syarat minimal S1 atau sederajad diperdebatkan, survei menunjukkan masyoritas publik menghendaki capres menimal berpendidikan S1," kata mantan ketua Lembaga Penelitian Universitas Jayabaya Jakarta selama dua periode itu.
Terkait umur ideal presiden, sebanyak 47,4 persen memilih antara 40-50, selanjutnya 33,2 persen memilih antara 50-60 tahun. "Yang menyetujui usia di atas 60 tahun ke atas hanya 2,7 persen," katanya.
Sementara untuk pasangan capres-cawapres, sebagian besar menghendaki kombinasi TNI-sipil (70,7 persen) atau sipil-TNI (60,7 persen).
Untuk isu Jawa-luar Jawa, pilihan tertinggi ada pada kombinasi Jawa-luar Jawa (69,9 persen), disusul Jawa-Jawa (66 persen), dan luar Jawa-Jawa (60,6 persen). Pasangan capres-cawapres keduanya dari luar Jawa hanya dapat diterima 49 persen publik.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008