Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antar-bank Jakarta, sesi sore, naik tipis tiga poin menjadi Rp9.185/9.190 per dolar Amerika Serikat (AS) dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.188/9.200, karena pelaku masih berspekulasi membeli rupiah. Aksi beli terhadap rupiah oleh pelaku pasar relatif kecil sehingga hanya memicu rupiah bergerak naik dalam kisaran yang sempit, kata pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, Selasa. Menurut dia, rupiah agak sulit untuk bergerak naik lebih jauh, karena sentimen positif di pasar untuk memicu rupiah menguat semakin berkurang. Investor asing yang semula aktif menempatkan dananya di pasar domestik mulai menarik sebagian dana untuk membeli dolar AS di pasar global, katanya. Kenaikan rupiah itu, lanjut dia juga berkat membaiknya pasar saham regional akibat membaiknya data sektor perumahan AS yang menunjukkan ekonomi AS mulai tumbuh. Rupiah pada hari berikut diperkirakan akan sulit untuk menguat, apabila muncul sentimen negatif yang menekan pergerakannya, meski BI tetap memantau pergerakannya. Rupiah, menurut dia, setelah bank sentral AS (The Fed) menurunkan suku bunganya sebesar 75 basis poin, sampai saat ini sulit mendapat sentimen positif pasar. Apalagi dolar AS di pasar regional menguat baik terhadap yen maupun euro, masing-masing menjadi 100,70 dan 1,5345 meski pekan sebelumnya sempat terpuruk hingga di angka 95 yen dan 1,5905. Kenaikan dolar AS terutama didukung oleh JP Morgan yang meningkatkan harga penawaran akuisisi Bear Stearn, ucapnya. Ia mengatakan, kelesuan di pasar uang terutama disebabkan pelaku asing mencari pasar baru yang dapat memberikan insentif lebih tinggi, setelah pasar domestik rally dalam waktu lama. Sikap pelaku asing itu meninggalkan pasar domestik hanya sementara, karena itu pasar komoditas sedang booming, namun dalam tertentu mereka akan kembali masuk ke pasar Indonesia, ucapnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008