Jakarta (ANTARA News) - Meneg PPN/Kepala Bappenas, Paskah Suzetta, mengatakan defisit APBNP 2008 disepakati mencapai 2,1 persen dari PDB atau Rp88,1 triliun. "Otomatis pinjaman luar negeri akan ditambah, terutama pinjaman program karena pinjaman dalam negeri sudah mencapai limit," kata Paskah, seusai memimpin rapat koordinasi tentang APBNP di Gedung Bappenas, Jakarta, Selasa. Sementara itu, anggota Panitia Anggaran DPR, Harry Azhar Aziz, mengatakan kesepakatan penambahan defisit itu dicapai dalam pembahasan Senin malam. "Penerimaan disepakati mencapai Rp890,5 triliun dan belanja disepakati Rp978,5 triliun," katanya. Pinjaman luar negeri, jelasnya, akan ditambah sekitar Rp2,7 triliun atau 300 juta dolar AS dari RAPBN P yang diajukan pemerintah, sehingga total pinjaman program luar negeri akan menjadi 2,9 miliar dolar AS. "Semuanya akan digunakan untuk menutupi defisit anggaran," jelasnya. Sedangkan Deputi Kemeneg PPN bidang Pendanaan Pembangunan Bappenas, Lukita Dinarsyah Tuwo, mengatakan pembiayaan luar negeri saat ini merupakan alternatif yang paling efektif mengingat situasi pasar finansial yang tidak kondusif. "Penambahan penerbitan SUN menjadi mahal biayanya," kata Lukita. Dalam APBN 2008, defisit ditetapkan 1,7 persen, sehingga pinjaman program untuk membiayai defisit ditetapkan sebesar 2,1 miliar dolar AS. Dalam RAPBNP 2008, defisit diusulkan menjadi 2 persen dengan pinjaman program 2,6 miliar dolar AS. (*)
Copyright © ANTARA 2008