Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Selasa pagi, naik setelah hari sebelumnya merosot, akibat masuknya Bank Indonesia (BI) ke pasar membeli dolar AS untuk mendorong mata uang lokal. "Masuknya BI ke pasar mendorong rupiah menguat menjauhi angka Rp9.200 per dolar AS menjadi Rp9.170/9.180 per dolar AS atau naik 18 poin (Rp9.188/9.200)," kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Selasa. Menurut dia, apabila rupiah merosot menembus angka Rp9.200 per dolar AS, dikhawatirkan akan terus tertekan hingga mencapai angka Rp9.300 per dolar AS. Apalagi situasi pasar uang saat ini lesu dengan insentif baru, setelah bank sentral AS (The Fed) menurunkan suku bunganya sebesar 75 basis poin, ucapnya. Rupiah, lanjut dia, diperkirakan akan bisa menjauh dari Rp9.200 per dolar AS, apabila BI terus memantau di pasar dan melakukan pembelian dolar AS. Kenaikan rupiah pada pagi ini tidak terlalu besar, namun menjauhi angka Rp9.200 per dolar AS, katanya. Penguatan rupiah, menurut dia, karena membaiknya bursa regional, setelah keluarnya data sektor perumahan AS yang membaik menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS menuju ke arah yang positif. Akibatnya, yen terhadap dolar AS melemah, setelah sempat mencapai angka 95 yen pada minggu lalu kini melemah menjadi 100,70 yen, katanya. Dolar AS juga mendapat dukungan setelah JP Morgan meningkatkan harga penawaran akuisisi Bear Stearn, sehingga mengalami kenaikan terhadap euro menjadi 1,5345 setelah sebelumnya merosot hngga mencapai angka 1,5905 dolar AS. Ia mengatakan, rupiah pada penutupan sore nanti diperkirakan akan dapat bergerak naik lagi, apabila BI tetap berada di pasar. Apalagi setelah adanya laporan bahwa sebagian capital out flow telah dialihkan dananya ke pasar komoditas, karena pelaku menilai pasar saham domestik mulai tidak menarik lagi, ucapnya. (*)

Copyright © ANTARA 2008