Surabaya (ANTARA News) - Limabelas guru asing dan 60 guru SMA dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti Konvensi Guru Internasional tentang Lingkungan (Environmental Teacher`s Internasional Convention 2008 / ETIC 2008) di Kaliandra, Dusun Gamoh, Desa Dayurejo, Prigen, Pasuruan, Jawa Timur pada 24-9 Maret. "Konvensi Guru Lingkungan berskala internasional itu bertujuan merumuskan metodologi pengajaran tentang lingkungan hidup di sekolah," kata Ketua Panitia Pengarah, Freddy H Istanto, di Surabaya, Senin. Ketika dikonfirmasi sepulang dari Pasuruan, Dekan Fakultas Teknologi dan Desain Universitas Ciputra Surabaya itu mengatakan 15 guru asing berasal dari AS, Australia, Polandia, Portugal, Yunani, Malaysia, dan Inggris. "Untuk guru dari dalam negeri berasal dari Jatim, Bali, Jayapura, Jambi, Bandung, dan daerah lainnya. Peserta juga diajak praktek ke lokasi yang terkait masalah lingkungan," katanya. Dalam acara yang dibuka Konsul AS di Surabaya Carryn McClelland itu, peserta juga mendapatkan masukan dari DR Hesti Wijaya (Pakar Pelestarian Hutan dan Kesetaraan Gender), Erna Witular (Kementerian Lingkungan Hidup), dan Sarwono Kusumaatmaja (pakar Lingkungan Hidup), dan sebagainya. "ETIC 2008 diawali dengan upacara `bersatunya air dan tanah` yang khas Budaya Jawa, kemudian peserta dibagi dalam enam topik bahasan yakni topik Urban dengan praktek di Malang," katanya. Untuk topik sungai dengan lokasi praktek ke sumber air di Batu, topik pantai dengan lokasi praktek di Surabaya atau Bangil, topik Industri dengan lokasi praktek di PIER (Pasuruan Industrial Estate Real), topik Pertanian dan Hutan dengan lokasi praktek di Kaliandra, Pasuruan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008