Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan penghematan subsidi listrik tahun 2008 mencapai Rp5 triliun atau turun dibandingkan sebelumnya sebesar Rp10 triliun. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dalam raker dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin, mengatakan, target penghematan turun karena program insentif dan disinsentif tidak diberlakukan kepada seluruh pelanggan listrik. "Kami targetkan nilai penghematan mencapai Rp5 triliun," ujarnya. Penghematan Rp5 triliun tersebut berasal dari pengalihan bahan bakar solar ke minyak bakar Rp800 miliar, masuknya gas ke PLTGU Muara Tawar Rp1 triliun, menekan susut non teknis Rp500 miliar, dan program insentif dan disinsentif Rp2,7 triliun. Sebelumnya, saat mengajukan revisi APBN, pemerintah menargetkan penghematan subsidi listrik mencapai Rp10 triliun. Purnomo mengatakan, dengan penghematan Rp5 triliun, maka subsidi listrik 2008 akan mencapai Rp65,29 triliun pada asumsi harga minyak Indonesia (ICP) 95 dolar AS per barel. Asumsi lainnya adalah kurs Rp9.100 per dolar AS, susut daya 11,2 persen, alpha BBM lima persen, pertumbuhan listrik 1,9 persen, dan penjualan listrik 119,78 TWh. Purnomo merinci, kebutuhan subsidi berjalan tahun 2008 adalah Rp65,29 triliun, kekurangan subsidi 2007 Rp4,28 triliun, kekurangan subsidi 2006 Rp3,51 triliun, sehingga total subsidi mencapai Rp70,29 triliun. "Dengan penghematan Rp5 triliun, maka kebutuhan subsidi 2008 Rp65,29 triliun," katanya. Purnomo menambahkan, kalau realisasi subsidi 2008 lebih rendah dari alokasi, maka bisa dialihkan ke tahun 2009. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008