"Imbauannya kalau gelombang tinggi itu yang jelas ada dua, yaitu penggiat wisata itu ada wisatawan sendiri kemudian juga ada nelayan, harapan kita mereka lebih meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian," kata Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Rabu.
Berdasarkan informasi yang diterima dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa gelombang dengan ketinggian antara empat sampai enam meter berpotensi melanda perairan selatan DIY termasuk di Bantul selama sepekan ke depan.
Dia mengatakan, selain wisatawan dan nelayan, kelompok sadar wisata (pokdarwis) selaku pengelola wisata yang membuka usaha kuliner di kawasan pantai mewaspadai potensi gelombang tinggi yang sewaktu-waktu bisa menerjang rumah usaha mereka.
"Karena memang gelombang sesuatu hal itu tidak bisa kita prediksi kapan datang, sedangkan wilayah kita langsung berbatasan dengan Samudera Hindia, sehingga ini yang juga menyebabkan gelombang semakin kencang di wilayah kita," katanya.
Dia juga mengatakan, dampak dari gelombang tinggi tersebut selama ini mengakibatkan abrasi atau pengikisan pantai akibat arus laut, sehingga fenomena ini perlu diwaspadai terutama pemilik bangunan di tepi pantai.
"Harapan kita pengunjung panta tetap memperhatikan imbauan-imbauan dari petugas SAR pantai, juga pemilik warung harus mewaspadai manakala setiap saat gelombang itu datang, sehingga barang-barang berharga bisa disingkirkan," katanya.
Dia mengatakan, sedangkan bagi nelayan untuk sementara ini jangan coba-coba melawan arus laut karena bisa membahayakan keselamatan diri sendiri pada saat melaut.
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019