Kabul (ANTARA News) - Sebuah bom meledak tepat mengenai sebuah kendaraan militer di Afghanistan, sehingga menyebabkan dua tentara koalisi pimpinan Amerika Serikat tewas, demikian dilaporkan sejumlah pejabat militer, Sabtu, yang juga melaporkan terjadinya gelombang kekerasan yang menyebabkan delapan orang tewas. Kedua prajurit koalisi tersebut yang kebangsaannya tidak diungkapkan, tewas Jumat pada saat kendaraan yang mereka tumpangi melanda sebuah ranjau di jalan yang ramai di provinsi Kandahar, Afghanistan selatan, demikian pihak koalisi melaporkan. Serangan tersebut menurut militer koalisi serupa dengan serangan yang dilakukan oleh kelompok Taliban yang aktiv diwilayah tersebut namun sejauh ini tak ada satupun pihak yang mengakui menjadi pelaku serangan itu. Militer koalisi mencakup 18.500 tentara AS dan sekitar 1.500 prajurit dari berbagai bangsa. Lebih dari 30 tentara internasional yang tergabung dalam pasukan kolaisi dan pasukan NATO telah tewas di Afghanistan sepanjang tahun ini, kebanyakan tewas akibat serangan yang dikatakan pihak koalisi dilancarkan kelompok Taliban. Menteri dalam negri Afghanistan mengumumkan bahwa pasukannya telah membunuh tiga orang pemimpin pasukan Taliban beserta dua orang pengawal mereka dalam operasi militer di provinsi selatan Uruzgan akhir pekan lalu. Namun tidak dijelaskan siapa saja yang mereka maksud dengan tiga orang tokoh pimpinan Taliban tersebut tidak menutup kemungkinan mereka hanyalah sejumlah orang yang menerima perintah ketiga tokoh pimpinan Taliban tersebut. Dikatakan pula pasukan pemerintah Afghanistan dukungan AS juga berhasil menyita senjata kelima orang anggota Taliban tersebut. Dalam sebuah insiden seorang perwira polisi di Propinsi Kunduz, Afghanistan utara, tewas tertembak dalam satu serangan Jumat malam, dan kepala poilisi wilayah tersebut Jenderal Polisi Mohammad Ayob Salangi menuduh pelaku aksi srangan adalah kelompok Taliban. Selain itu juga dilaporkan seorang aparat pemerintah di wilayah utara di sebuah distrik yang termasuk provinsi Jawzjan tewas ditikam, Sabtu, oleh seorang yang tak dikenal. polisi wilayah tersebut melaporkan. Juru bicara Taliban mengatakan kelompoknya bertanggung jawab atas dua kejadian tersebut. Kelompok itu juga mengatakan mereka telah menewaskan seorang "mata-mata AS" di provinsi yang terletak di bagian timur, Kunar. Kepala Polisi jendral Polisi Abdul Jalal Jalal memberikan konfirmasi bahwa pria mata-mata itu terbunuh dan tubuhnya ditemukan dalam sebuah mobil . "Ia bukanlah seorang mata-mata, hanya rakyat biasa,` kata Jalal. Badan intelijen Afghanistan mengatakan Sabtu bahwa ia telah menahan seorang anak laki-laki remaja Pakistan usia 14 tahun yang mengakui bahwa ia berencana untuk melakukan aksi bom bunuh diri di kota sebelah timur, Khost. Remaja itu ditangkap Kamis dengan tiga orang Afghanistan lainnya yang menunjukkan kota tersebut sehingga remaja itu dikatakan dapat memilih daerah mana yang akan dipilihnya untuk melaksanakan aksi bom bunuh diri tersebut, wakli kepala badan intelijen di provinsi Khost, Mira Jan mengatakan kepada AFP. Pasukan Koalisi dan NATO ditugaskan di negara yang dilanda perang yang aksi serangan kelompok Taliban semakin meningkat selama dua tahun terakhir. Sekitar ada 70 ribu pasukan yang berasal dari 40 negara ikut dalam komando pimpinan AS, dimana pihak AS meminta agar lebih banyak pasukan tambahan didatangkan terutama untuk diwilayah Afghanistan selatan yang diperkirakan akan menghadapi perlawan yang lebih hebat. Media massa Inggris melaporkan Sabtu bahwa Presiden Perancis Nicolas Sarkozy berencana akan mengirim sekitar 1.000 prajurit Perancis ke Afghanistan. (*)

Copyright © ANTARA 2008