Sana`a (ANTARA News) - Pembicaraan antara gerakan Palestina, Hamas dan Fatah, macet Sabtu, setelah para perunding dari kedua faksi yang bertikai itu gagal mencapai kesepakatan mengenai rencana Yaman untuk membuat mereka rujuk. Delegasi kedua faksi tersebut mengadakan pembicaraan tak langsung melalui penengah Yaman di Kementerian Luar Negeri Yaman di Sana`a dan pergi. Mereka menolak berbicara kepada wartawan. Pembicaraan dipusatkan pada gagasan Yaman untuk membawa para pemimpin Hamas ke pertemuan dengan timpalan mereka dari Fatah dalam dialog perujukan di Sana`a pada April. Menteri Luar Negeri Yaman Abu-Bakr Al-Qerbi mengatakan kepada wartawan menyusul pertemuan itu bahwa rancangan kesepakatan berada dalam agenda dan jadwal bagi dialog yang diusulkan telah disepakati oleh kedua faksi, tapi masih harus disetujui oleh para pemimpin Hamas. "Delegasi Hamas telah meminta kami untuk memberi mereka waktu tambahan untuk berkonsultasi dengan para pemimpin mereka," kata Al-Qerbi. Ia menyatakan para perunding Fatah siap menandatangani kesepakatan tersebut. Yaman telah menawarkan diri untuk menjadi penengah antara Hamas dan Fatah, dan mendesak Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) agar mengakhiri kekuasaannya atas Jalur Gaza. Pengambil-alihan kekuasaan oleh Hamas membuat Presiden Palestina Mahmoud Abbas membubarkan kabinet pimpinan HAMAS dan membentuk pemerintah peralihan di Tepi Barat Sungai Jordan. Berdasarkan rencana Yaman, Hamas akan mengembalikan situasi di Jalur Gaza ke kondisi semula sebelum kelompok itu memulai dialog dengan Fatah. Satu sumber yang dekat dengan perundingan mengatakan Gerakan tersebut sebelumnya menuntut agar rencana Yaman itu diubah guna menambahkan persyaratan bahwa Abbas mesti membatalkan dekritnya mengenai pembubaran pemerintah yang terpilih secara demokratis dan dipimpin oleh Hamas. "Hamas menyampaikan kesiapan untuk memulai dialog jika Fatah setuju untuk mengembalikan situasi di Tepi Barat sebagaimana kondisi sebelum Juni 2007, dan mengakui pemerintah Hamas," kata sumber itu, yang tak ingin disebutkan jatidirinya. Pada hari yang sama, kantor berita Mesir, MENA, melaporkan beberapa pejabat Mesir secara terpisah bertemu dengan delegasi dari Hamas dan Jihad Islam di kota El Arish di Sinai, Mesir utara, guna mengupayakan dicapainya gencatan senjata Palestina-Israel. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008