Medan (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia diminta agar selalu proaktif dalam menegakkan harga diri bangsa dan warga negaranya dimata dunia Internasional, jangan mau "dilecehkan" seperti dilakukan aparat berwajib Singapura."Tindakan petugas Singapura menginterogasi Adnan Buyung Nasution dan mantan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh sangat keterlaluan, seolah-olah seperti orang yang bersalah," kata Pakar Hukum Internasional Prof Dr Suhaidi, SH, menjawab ANTARA News di Medan, Sabtu.Hal tersebut dikatakannya ketika diminta komentarnya mengenai pemeriksaan yang dilakukan petugas Singapura terhadap Adnan Buyung dan Abdul Rahman Saleh di Bandara Changi, Singapura, Kamis malam, (20/3). Keduanya berangkat dari Jakarta Kamis sore dan tiba di Singapura sekitar pukul 20.00 waktu setempat. Setibanya di Bandara Changi, mereka tiba-tiba didatangi orang berseragam dan dibawa ke ruang Imigrasi dan diperiksa selama dua jam lebih. Suhaidi menambahkan, silahkan petugas di negara tersebut memeriksa dokumen berupa paspor milik kedua warga Indonesia, karena mengenai itu adalah prosedur rutin Imigrasi. Namun, pemeriksaan yang dilakukan petugas di negeri "Singa" itu janganlah terlalu berlebihan, bahkan pertanyaan yang mereka lakukan adalah menyangkut hak privacy seseorang. Ini jelas sangat disesalkan. "Sikap petugas itu, terkesan arogan dan tidak menghargai tamu yang berkunjung ke negara tersebut," ujar Suhaidi yang juga Guru Besar Fakultas Hukum USU. Lebih lanjut, ia mengatakan, jika diamati mengenai historis hubungan Indonesia-Singapura pada era setelah reformasi, negara itu selalu mengganggu Indonesia, baik dalam hubungan publik yang melibatkan negara maupun hubungan privat secara individu. Singapura selalu menginginkan agar Indonesia tunduk dengan mereka. "Pemerintah Indonesia perlu hati-hati dengan Singapura, jangan sampai terjebak dengan berbagai kepentingan negara tersebut," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008